Kamis, 31 Maret 2011

Trinitas

Dogma GEREJA mengenai Allah Tritunggal, sesuai rumusan dalam Katekismus Gereja Katolik #253 - 255 adalah demikian:

The dogma of the Holy Trinity

253 The Trinity is One. We do not confess three Gods, but one God in three persons, the "consubstantial Trinity". The divine persons do not share the one divinity among themselves but each of them is God whole and entire: "The Father is that which the Son is, the Son that which the Father is, the Father and the Son that which the Holy Spirit is, i.e. by nature one God." In the words of the Fourth Lateran Council (1215), "Each of the persons is that supreme reality, viz., the divine substance, essence or nature."

254 The divine persons are really distinct from one another. "God is one but not solitary." "Father", "Son", "Holy Spirit" are not simply names designating modalities of the divine being, for they are really distinct from one another: "He is not the Father who is the Son, nor is the Son he who is the Father, nor is the Holy Spirit he who is the Father or the Son." They are distinct from one another in their relations of origin: "It is the Father who generates, the Son who is begotten, and the Holy Spirit who proceeds." The divine Unity is Triune.

255 The divine persons are relative to one another. Because it does not divide the divine unity, the real distinction of the persons from one another resides solely in the relationships which relate them to one another: "In the relational names of the persons the Father is related to the Son, the Son to the Father, and the Holy Spirit to both. While they are called three persons in view of their relations, we believe in one nature or substance." Indeed "everything (in them) is one where there is no opposition of relationship." "Because of that unity the Father is wholly in the Son and wholly in the Holy Spirit; the Son is wholly in the Father and wholly in the Holy Spirit; the Holy Spirit is wholly in the Father and wholly in the Son."


Dogma Tritunggal Maha Kudus

253   Tritunggal adalah satu. Kita tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga Pribadi: "Tritunggal yang sehakikat" (Konsili Konstantinopel 1155: DS 421). Pribadi-pribadi ilahi tidak membagi-bagi ke-Allah-an yang satu itu di antara mereka, tetapi masing-masing dari mereka adalah Allah sepenuhnya dan seluruhnya: "Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa. Bapa dan Putera adalah yang sama seperti ROH KUDUS, yaitu satu Allah menurut kodrat" (Sinode Toledo XI 675: DS 530). "Tiap-tiap dari ketiga Pribadi itu merupakan kenyataan itu, yakni substansi, hakikat, atau kodrat ilahi" (K. Lateran IV 1215: DS 804).

254   Ketiga Pribadi ilahi berbeda secara real satu dengan yang lain. Allah yang satu bukanlah "seakan-akan sendirian" (Fides Damasi: DS 71). "Bapa", "Putera", "ROH KUDUS", bukanlah hanya nama-nama yang menyatakan cara-cara berada berbeda dari hakikat ilahi, karena mereka secara real berbeda satu dengan yang lain: "Bapa tidak sama dengan Putera, Putera tidak sama dengan Bapa, ROH KUDUS tidak sama dengan Bapa dan Putera" (Sin. Toledo XI 675: DS 530). Masing-masing berbeda satu dengan yang lain oleh hubungan asalnya: Adalah "Bapa yang melahirkan, dan Putera yang dilahirkan dan ROH KUDUS yang dihembuskan" (K. Lateran IV 1215: DS 804). Kesatuan ilahi bersifat tritunggal.

255   Ketiga Pribadi ilahi berhubungan satu dengan yang lain. Karena perbedaan real antar Pribadi itu tidak membagi kesatuan ilahi, maka perbedaan itu hanya terdapat dalam hubungan timbal balik: "Dengan nama-nama pribadi, yang menyatakan satu hubungan, maka Bapa dihubungkan dengan Putera, Putera dihubungkan dengan Bapa, dan ROH KUDUS dihubungkan dengan keduanya: Walaupun mereka dinamakan tiga Pribadi seturut hubungan mereka, namun mereka adalah satu hakikat atau substansi, demikian iman kita" (Sin.Toledo XI 675: DS 528). Dalam mereka "segala-galanya... satu, sejauh tidak ada perlawanan seturut hubungan" (K. Firenze 1442: DS 1330). "Karena kesatuan ini, maka Bapa seluruhnya ada dalam Putera, seluruhnya ada dalam ROH KUDUS; Putera seluruhnya ada dalam Bapa, seluruhnya ada dalam ROH KUDUS; ROH KUDUS seluruhnya ada dalam Bapa, seluruhnya ada dalam Putera" (ibid., DS 1331).




Seringkali akal sehat manusia kesulitan utk mencerna dan memahami hakekat "3 Pribadi Allah dalam 1 Substansi".
Berikut adalah suatu kisah analogi sederhana ttg hal ini yg dekat dengan kehidupan kita sehari2, yang diharapkan dapat membantu rekan2 semua utk dapat memahami ajaran ini.

Alkisah adalah seorang bapak bernama ELOHIM, seorang netter piawai yg mendirikan forum diskusi bernama FK.
Selama bertahun2, Bapak ELOHIM "memerintah dan mengatur" forum ini, dan berbicara kepada para penghuni forum melalui "para nabi" yg dikenal sebagai para moderator. Jadilah selama bertahun2 ini Bapak ELOHIM dikenal sebagai BAPA NETTER oleh para penghuni forum, di mana BAPA NETTER ini berinteraksi dengan para netter dalam bentuk "ROH NETTER" melalui perantaran para "nabi moderator" ini. BAPA sangat dicintai oleh para penghuni forum, dan demikian pula BAPA NETTER mencintai para penghuni forum ini dengan tidak terbatas. Bahkan setelah para penghuni forum paripurna dalam partisipasinya di forum itu, mereka diundang utk datang ke rumah BAPA NETTER di kehidupan nyata. Well.. bagi para netter, rumah Bapak ELOHIM itu mereka sebut sebagai surga.

Kemudian muncul suatu peristiwa di mana para penghuni melakukan pelanggaran terhadap peraturan yg telah ditetapkan oleh Bapak ELOHIM ketika beliau pertama kali mendirikan forum ini. Karena pelanggaran ini, Bapak ELOHIM tidak dapat berinteraksi lagi dengan para penghuni forum. Terlebih lagi, setelah paripurna pun, para penghuni forum juga tidak dapat lagi berkunjung ke rumah Bapak ELOHIM di kehidupan nyata.
Maka, Bapak ELOHIM ini memilih untuk turun ke forum FK sebagai seorang member biasa dengan ID bernama ANAK NETTER. Melalui ANAK NETTER ini, Bapak ELOHIM yg adalah pencipta forum menjelma menjadi seorang penghuni forum yg sama seperti penghuni lainnya. Dia (ANAK NETTER) sering kali menyebut Bapak ELOHIM sebagai BAPA NETTER dan sering kali menuliskan pesan2 di postingan2nya yg ditujukkan kepada Bapak ELOHIM. Meskipun demikian, tidak ada keraguan bahwa ANAK NETTER adalah BAPA NETTER  dan sekalipun keduanya (BAPA NETTER dan ANAK NETTER) adalah 2 pribadi yg terpisah dan dapat dibedakan secara jelas, ANAK NETTER adalah Bapak ELOHIM yg utuh dalam pribadinya sebagai seorang penghuni forum, dan pada saat yg sama Bapak ELOHIM adalah tetap BAPA NETTER yg utuh dalam pribadinya sebagai pemilik forum.
Bapak ELOHIM berinkarnasi menjadi penghuni forum bernama ANAK NETTER utk mengikuti peraturan forum ini, dan dengan mengikuti aturan itu, ANAK NETTER berkorban sehingga peraturan yg telah dilanggar dan memutuskan interaksi antara para penghuni forum dapat dibelokkan sehingga penghuni forum kembali dapat berinteraksi dengan BAPA NETTER.

Dan setelah ANAK NETTER selesai menjalankan misinya, ANAK NETTER keluar dari forum, dimana dipahami bahwa ANAK NETTER sudah kembali ke surga dan duduk di sebelah kanan BAPA NETTER. Sebagai gantinya, ANAK NETTER berpesan kepada penghuni forum yg masih bertahan di sana, bahwa dia akan mengirimkan "ROH NETTER" yg akan selalu mendampingi mereka masing2, salah satu caranya dengan saling mengirim private message antara netter dengan Bapak ELOHIM, atau istilah kerennya "berdoa". Jadilah ada suatu "ROH NETTER" yg berjalan di forum Kristen ini. "ROH NETTER" ini adalah berbeda dengan BAPA NETTER maupun ANAK NETTER, tetapi meskipun "ROH NETTER" adalah pribadi yg terpisah dan dapat dibedakan secara jelas dari BAPA NETTER maupun ANAK NETTER, "ROH NETTER" adalah Bapak ELOHIM yg utuh dalam pribadinya sebagai "ROH NETTER", dan pada saat yg sama Bapak ELOHIM adalah tetap seorang BAPA NETTER yg utuh dalam pribadinya sebagai pemilik forum, dan juga pribadi sebagai seorang penghuni forum dengan name-ID: ANAK NETTER pun tetap dapat ditemukan dalam diri Bapak ELOHIM.

Untuk mempermudah mengenali Bapak ELOHIM ini, para sahabat dekat ANAK NETTER di forum Kristen merumuskan suatu istilah: Netter Trinity, di mana Bapak ELOHIM dikenal dalam 3 pribadi (BAPA NETTER, ANAK NETTER, ROH NETTER) yg dapat dibedakan dengan jelas (distinct) tapi ketiganya adalah satu keutuhan dalam satu substansi sebagai seorang netter yg piawai di dunia nyata.

Para penghuni forum FK tidak mengenal 3 Bapak ELOHIM, dan para penghuni forum FK tidak pula mengenal hanya ada satu pribadi Bapak ELOHIM. 


Demikian lah halnya dengan God Holy Trinity dapat dianalogikan dengan Netter Trinity.

Bapak ELOHIM ---> Tuhan
BAPA NETTER --> Allah Bapa pencipta langit dan bumi
ANAK NETTER --> YESUS, Allah yg berinkarnasi menjadi manusia
ROH NETTER --> Allah ROH KUDUS, Tuhan yang menghidupkan

NETTER TRINITY --> GOD HOLY TRINITY


Catatan penulis:
Kisah di atas HANYALAH sebuah refleksi iman dari seorang awam katolik dalam merenungkan misteri terbesar iman Kristen akan Allah Tritunggal. Renungan di atas bukanlah sebuah dogma/ajaran yg infalible, tapi diharapkan dapat memberikan suatu gambaran yg jelas bahwa dalam iman Allah Tritunggal, Kekristenan menyembah ALLAH YANG ESA dalam 3 Pribadi.





Quote
http://id.wikipedia.org/wiki/Tritunggal

Tritunggal atau Trinitas adalah doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Allah Putra dan Allah ROH KUDUS, di mana ketiganya adalah sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya.

http://en.wikipedia.org/wiki/Trinity
The Christian doctrine of the Trinity, one of the most important in mainstream Christian faith, teaches the unity of Father, Son, and Holy Spirit as three persons (Greek: hypostases)[1] in one divine Being 



Quote
http://id.wikipedia.org/wiki/Tritunggal
Dalam analogi sederhana api dapat digunakan sebagai penjelasan:

Api terbagi menjadi tiga komponen yaitu:

   1. panas,
   2. cahaya (tepatnya gelombang cahaya), dan
   3. daya bakar.

Jadi walau api itu satu, namun api bisa kita temui dalam tiga wujud sesuai dengan keinginan kita, misal sebagai panas (waktu kita memasak), sebagai cahaya (waktu lampu mati dan kita menyalakan lilin), dan dalam wujud pembakar (waktu kita membakar kertas). Hal ini ‘identik’ dengan keberadaan Allah, karena kita dapat berjumpa dengan Allah dalam tiga pribadi, sebagai Allah Bapa (waktu kita bertobat dan menyesali dosa), ata[/b]u sebagai YESUS (waktu kita memohon sesuatu), dan sabagai Allah ROH KUDUS (waktu kita meminta kekuatan).



ALLAH ya ALLAH, "SUBSTANCE"-NYA ALLAH adalah Omnipotent, Omniscient, Omnipresent, jadi bagaimana anda memisahkan sebuah SUBSTANSI dalam PERSPEKTIF KONJUGASI yang Omnipotent, Omniscient, Omnipresent???????


Aya aya wae.... char13

Allah Bapa
Allah sebagai Bapa Sorgawi merupakan Bapa yang sempurna dari segala bapa. Bapa (Kepribadian Bapa) tidaklah lebih tinggi daripada Anak ataupun juga dengan ROH KUDUS.


Allah Anak
Allah dalam rupa manusia dan mengenakan nama YESUS yang adalah KRISTUS (Allah yang datang sebagai manusia dalam kelahiran yang ajaib), taat pada semua hukum yang telah Ia tetapkan, mati di kayu salib, dikuburkan, lalu bangkit pada hari yang ketiga, dan naik ke surga dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan mati. Anak (Kepribadian Anak) tidak pernah lebih rendah daripada Bapa.


Allah ROH KUDUS
Allah sebagai Pembimbing, Pendamping, Penolong, Penyerta, dan Penghibur yang tidak terlihat, namun berada dalam hati setiap manusia yang mengaku bahwa YESUS KRISTUS adalah Tuhan dan hidup didalam-Nya. ROH KUDUS adalah Allah, sebab Allah itu Roh. Dengan demikian ROH KUDUS adalah Pribadi Allah itu sendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Allah. Kepribadian ROH KUDUS tidak pernah lebih rendah daripada Bapa maupun Anak.






Misalkan oo adalah lambang bilangan tak terhingga.

himpunan [-oo,0] adalah semua bilangan yang terletak mulai dari 0 ke kiri garis bilangan sampai ke tak berhingga... tanpa batas (negatif)

demikian juga [0,oo] untuk semua bilangan mulai dari nol ke kanan di garis bilangan (positip).

nah yang dimaksud dengan logika manusia adalah selalu bertumpu pada hal-hal yang dapat dinalar.

perhatikan hitungan ini :

1 + oo = oo
2 + oo = oo
3 + oo = oo

apabila logika manusia menalar dengan "pendekatan riil" artinya "pendekatan yang masuk akal" yaitu menggantikan tanda oo (tak berhingga) dengan sebuah angka riil, maka 3 hitungan di atas adalah TIDAK MUNGKIN BENAR.

tetapi dengan membiarkan oo tetap pada kodratnya sebagai TAK BERHINGGA, maka hitungan di atas menjadi BENAR.
Mengapa BENAR?  karena PERBEDAAN ANTARA ANGKA 1, 2 dan 3 MENJADI TIDAK BERARTI KETIKA KETIGA ANGKA TERSEBUT DI COMBINE dengan oo, sehingga hasilnya adalah tetap oo (tidak berhingga), YAITU BILANGAN RIIL (YANG DAPAT DISENSE OTAK MANUSIA) apasaja jika digabungkan dengan oo tak terhingga semuanya akan ditelan ke dalam ketakberhinggan.

ide ini bukan dipakai untuk menerangkan mengenai TRINITAS.

Tetapi dipakai untuk menjelaskan mengenai KETIDAK MUNGKINAN MENALAR KESELURUHAN PERHITUNGAN "YANG MASUK AKAL" NAMUN MENGANDUNG UNSUR TAK BERHINGGA.

YESUS adalah sosok manusia dalam Ruang dan Waktu, tetapi YESUS pada saat yang sama adalah PRIBADI TAK BERHINGGA.

ROH KUDUS yang berfirman kepada Para Nabi adalah PRIBADI TAK BERHINGGA

ALLAH BAPA yang menciptakan bumi yang kelihatan ini adalah PRIBADI TAK BERHINGGA

Konsekuensinya, ketika kita membicarakan apakah  1+oo  = 2+oo = 3+oo, maka OTAK KITA HANYA DAPAT MENGAKUI BAHWA MEMANG "BENAR DEMIKIAN" tetapi KEBENARAN SEPERTI APA,  HARUS DIAKUI BAHWA "NALAR KITA TIDAK AKAN SANGGUP", KARENA TERDAPAT 3 HAL TAK TERHINGGA PADA MASING-MASING HITUNGAN ITU. 

Demikian juga dengan Bapa, Putra dan ROH KUDUS, masing-masing Pribadi tersebut "MEMBERIKAN PERNYATAAN RIIL DISINI, DIBUMI, YAITU MASUK KE DALAM DUNIA, DALAM RUANG DAN WAKTU".

- BAPA menciptakan dunia riil ini
- YESUS menjadi manusia yang hidup pada 4SM s/d 30M
- ROH KUDUS telah berfirman kepada Para Nabi sehingga Firman itu ada pada kita sampai saat ini.

Dengan kita melihat bahwa masing-masing PENYATAAN ALLAH di atas ADALAH PRIBADI TAK BERHINGGA, maka satu-satunya nalar yang dapat kita tegakkan adalah bahwa KETIGA PRIBADI ADALAH SATU DALAM KETAKBERHINGGAN, meskipun disini di bumi ini kita dapat MEMBEDAKAN, tetapi KITA TIDAK DAPAT MEMISAHKANNYA.

dan perlu diingat, ADALAH KESALAHAN FATAL jika ada yang berpikir bahwa DI DALAM KETAKBERHINGGAN ANDA DAPAT MEMBEDAKAN ANTARA ANGKA 1, 2 DAN 3 dalam contoh numerikal di atas. karena jika itu yang anda lakukan maka anda akan menulis :

1+oo =/= 2+oo =/= 3+oo

ini kekeliruan fatal karena MENGGUNAKAN KACAMATA DARI ANGKA YANG RIIL UNTUK MENALAR KETAKBERHINGGAAN.

5 roti + 2 ikan: dimakan 5000 orang dan masih sisa 12 bakul, apakah masing2 orang makan roti 0, 00000000000000000000000000000000000000000000000000000 sekian (saking gak bisa ngitung hehehehehehehe....)

5 roti + 2 ikan + (00) = Kebutuhan 5000 orang kepala keluarga (Laki-laki) + 12 sisa keranjang.

Kuncinya karena Tuhan YESUS yang kerjakan (ini faktor tak terhingga)=> (00)

Lha seharusnya:

5 roti + 2 ikan + (00) = (00), bukannya 12 sisa keranjang?

Apabila,

A+(00)=(00)
B+(00)=(00)
C+(00)=(00) dst,

Maka,

5 roti + 2 ikan + (00) = (00)!!!!!!!!!!!

Ilustrasi St Athanasius, dan sampai saat ini belum ada ilustrasi yang paling tepat untuk menjelaskannya, sebab sama juga mengenai Alfa dan OmegaNYA TUHAN, siapa yang dapat menjelaskannya? kami akan menjawab versi St Agustinus bukan? wink

Trinitas bandingkan dengan Matahari:

1. Matahari itu sendiri (ALLAH BAPA)
2. Sinar Matahari (ALLAH PUTRA)
3. Panas Matahari (ROH KUDUS)

Yang sampai ke kita adalah Sinar matahari (YESUS) dan Panas matahari (ROH KUDUS), dan ketiganya adalah SATU (MATAHARI/ALLAH)

NB: Jangan nanti ditanggapi bahwa ALLAH itu matahari ya... char13


Sinar Matahari, Panas Matahari dan Matahari adalah sebuah Substansi yang SATU dalam tiga PERSPEKTIF KONJUGASI, yaitu Matahari itu sendiri, bagaimana ada Matahari "YANG DAPAT KITA LIHAT" apabila tidak ada "SINAR YANG SAMPAI PADA KITA", mengenai KEMAMPUAN MENGHASILKAN SINAR itu dijawab melalui KESUBSTANSIALNYA TUHAN, sehingga TIDAK MUNGKIN ADA SINAR TANPA MATAHARI dan TIDAK MUNGKIN ADA MATAHARI TANPA SINAR, sebab MATAHARI TANPA SINAR adalah SUPERNOVA, dan SINAR TANPA MATAHARI berarti LAMPU SENTER char13



{Sinar tanpa Matahari bukanlah Sinar Matahari, melainkan lampu, Panas tanpa Matahari bukan Panas Matahari, melainkan kompor, Matahari tanpa Sinar dan Panas bukanlah Matahari, melainkan Supernova (bintang mati) } :char11:



Keuntungan ketiga dari metode untuk menggambarkan doktrin Trinitas adalah, bahwa personalitas Allah bergantung pada tiga Esensi Ilahi, di mana tidak terdapat perbedaan di dalam Yang Kekal, Ia tidak dapat menjadi self-contemplative, self-cognitive, atau self-communing.
Ini adalah keistimewaan yang berharga dan penting dari metode ini, terutama ketika menanggapi pernyataan modern bahwa Yang Kekal tidak mungkin memiliki pribadi. 
Risalah Agustinus ini tidak mengembangkan permasalahan pada titik ini, tapi memang menuju ke sana. Dalam menggambarkan Trinitas yang terdiri atas tiga natur, dan terutama dalam pikiran manusia, ia hanya bertujuan untuk menunjukkan bahwa trinalitas suatu tidak bertentangan dengan unitas sesuatu. Memori, pemahaman, dan kehendak ialah tiga kemampuan, namun satu jiwa. Agustinus sudah puas dengan menjelaskan unitas Ilahi  melalui ilustrasi semacam itu. Penjelasan personalitas Ilahi dengan ilustrasi tersebut, tidak diusahakan pada masanya, tidak pula pada Abad Pertengahan dan Reformasi Gereja. Pertentangan dengan Pantheisme menaikkan poin ini ke permukaan sehingga mendapat perhatian dari Gereja-gereja Modern.

Di saat yang sama, bapa-bapa gereja yang memasukkan masalah Trinitas ke pusat esensi keIlahian, dan berusaha keras menunjukkannya sebagai bidang yang penting, mempersiapkan cara untuk menunjukkan, dengan cara yang sama, bahwa trinalitas tidak hanya konsisten dengan personalitas, tetapi juga sangat diperlukan. Dalam uraian singkat seperti ini, hanya petunjuk-petunjuk singkat yang bisa ditandai.

Jika Allah adalah personal, maka Ia bersifat self-conscious. Self-consciousness ialah (1), kuasa yang dimiliki roh yang rasional, atau pikiran, untuk menjadikan dirinya objeknya sendiri; dan, (2), kuasa untuk mengetahui apakah hal tersebut sudah dilakukan. 
Jika langkah pertama sudah diambil, tapi tidak yang kedua, maka tidak ada self-consciousness, karena tidak diketahui bahwa objeknya ialah diri sendiri. Kemudian langkah kedua tidak dapat diambil jika langkah pertama tidak diambil terlebih dahulu. Kedua tindakan roh yang rasional, atau pikiran, mencakup tiga perbedaan di dalamnya, atau tiga modelnya. Keseluruhan pikiran sebagai subjek mengkontemplasikan pikiran yang sama sebagai objek. Di sinilah terdapat dua perbedaan, atau modus dalam sebuah pikiran. Dan pikiran yang sama mempersepsikan Subjek yang berkontemplasi dan objek yang dikontemplasikan sebagai satu hal dan merupakan esensi yang sama. Berikut ini ialah tiga modus dari satu pikiran, semuanya berbeda, namun semuanya membentuk satu roh yang bersifat self-conscious.

Tanpa adanya tiga perbedaan tersebut, maka tidak akan ada self-knowledge. Hanya singleness, sebuah subjek tanpa objek, tidak sesuai dengan syarat self-consciousness.
Dalam menyangkal perbedaan Esensi Ilahi, dalam menyatakan personalitasnya, Deisme, dengan Socinianisme and Mohammedanisme, berpendapat bahwa Allah dapat bersifat self-knowing and self-communing sebagai satu subjek tanpa objek. 


Kontroversinya, sebagai dampaknya, muncul sebanyak yang ada antara para deist dengan psikolog, seperti yang terjadi di antara dia (Agustinus) dengan para trinitarian. Itu sebanyak pertanyaan mengenai apakah pandangannya tentang personalitas dan self-consciousness itu benar, dan apakah penafsiran Alkitabnya sudah sesuai.

Maka perselisihan tersebut melibatkan kondisi yang penting dari personalitas. Jika psikologi murni tidak membutuhkan trinalitas dalam esensi spiritual untuk self-contemplation, self-knowledge,
dan self-communion, maka para deis benar; Tapi jika demikian, maka dialah(Agustinus) yang salah. Studi tentang self-consciousness dalam metafisika modern disukai trinitarianisme, tanpa perlu ditanya lagi. Bahkan trinitarianisme palsu yang bertumbuh di sekolah ketika pantheisme muncul ke permukaan, bahwa konsistusi trinal dibutuhkan dalam esensi, untuk menjelaskan self-consciousness, dan bahwa singleness mutlak, atau ketiadaan perbedaan interior, menjadikan masalah tersebut tak dapat dipecahkan.

Namun otoritas Firman Allah lebih tinggi dari psikologi, dan menuntaskan masalah tersebut. Kitab Wahyu secara gamblang menunjukkan pribadi Ilahi yang “diberkati selamanya;” yang berkatnya kebebasan alam semesta yang Ia ciptakan dari ketiadaan, dan yang berkatnya ditemukan di dalam diri-Nya sendiri. Dia diberkati dari kekekalan, dalam self-contemplation dan self-communion. Ia tidak memerlkan alam semsta supaya dapat memiliki objek yang dapat Ia ketahui, Ia cintai, dan di mana Ia dapat memperoleh sukacita. “Bapa mengenal Anak,” dari segala kekekalan (Matius 9:27); dan “mengasihi Anak,” dari segala kekekalan (Yohanes 3:35); dan “memuliakan Anak,” dari segala kekekalan (Yohanes 17:5). Sebelum penciptaan, Hikmat yang Kekal “ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya;” (Amsal  8:30); Firman yang Kekal “pada mulanya ada bersama-sama dengan Allah” (Yohanes 1:2); dan “Anak-Nya yang Tunggal selamanya berada di pangkuan Bapa” (Yohanes 1:18).
Di sini ada persekutuan dalam Esensi, yang semuanya independen terhadap alam semesta; menghasilkan hubungan erat dan keberkahan. Tapi ini mustahil untuk esensi yang tidak memiliki perbedaan personalitas. Unit tunggal dari deis tidak dapat, hanya Keesaan plural trinitarian yang mampu menjelaskannya
.

Subject tanpa objek tidak dapat mengetahui. Apa yang bisa diketahui? Tidak dapat mengasihi. Apa yang dapat dikasihi di sana? Tidak dapat bersukacita. Bersukacita untuk apa? Dan objeknya tidak bisa alam semesta. Objek kekal dari pengetahuan kekal, kasih kekal, dan sukacita kekal dari Allah, tidak mungkin merupakan ciptaan-Nya: sebab ciptaan itu tidak kekal, dan tidak tak terbatas. Ada suatu masa di mana alam semesta tidak ada; dan jika self-consciousness dan keberkahan bergantung pada alam semesta, maka ada suatu masa di mana Allah tidak self-conscious dan terberkati. Allah objektif untuk Allah yang subjektif karena itu haruslah Allah di atas segala allah, diperanakkan bukan diciptakan, Anak yang Kekal dari Bapa yang Kekal.

Penalaran yang sama berlaku untuk person ketiga dari Trinitas(ROH KUDUS), sehingga tidak perlu penjabaran lebih lanjut. Sejarah dari pendapat-pendapat menunjukan, apabila perbedaan kekekalan pribadi Pertama dan Kedua sudah diakui, maka tidak ada penolakan terhadap realitas dan kekekalan dari pribadi yang ketiga.

Analogi yang berasal dari natur pesonalitas yang terbatas dan self-consciousness memiliki satu keuntungan—yaitu, bahwa ia menunjukkan kemandirian personalitas Ilahi dan self-consciousness. Pantheisme yang mutakhir (bukan era Spinoza terdahulu) menyusun semacam trinitas, tapi ia bergantung pada alam semesta. Allah membedakan diri-Nya dari dunia, dan kemudian menemukan objek yang dibutuhkan subjek. Tapi ini menyiratkan bahwa dunia adalah kekal, atau Allah tidak memiliki self-conscious secara kekal. Umat Kristen trinitarian, sebaliknya, menemukan semua media dan persyaratan adanya self-consciousness di dalam Esensi Ilahi. Allah membedakan diri dengan diri-Nya sendiri, bukan dengan alam semesta. Bapa yang Kekal melihat diri-Nya sendiri dalam pribadi Anak yang Kekal, alter ego-nya, “cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah” (Ibrani 1:3). Allah tidak berjuang dengan susah payah untuk mencapai self-consciousness, sebagaimana dalam skema Hegelian, dengan pertolongan alam semesta. Sebelum alam semesta ada, dan kesunyian dari kekekalan Allah dan self-sufficiency, Ia berada dalam esensi media dan persyaratanself-consciousness. Dan setelah dunia diciptakan melalui Firman, personalitas Ilahi tinggal tetap dan memiliki self-knowledge secara tak terbatas, tanpa dipengaruhi perbuatan tangan-Nya.



New Bible Dictionary Second Edition menyatakan: harus diakui bahwa doktrin Trinitas (Tritunggal) muncul sebagai ekspresi spontan dalam pengalaman Kekristenan. Orang Kristen mula2 mengetahui bahwa diri mereka diperdamaikan kepada Allah Bapa dan bahwa pendamaian itu diteguhkan oleh karya penebusan Anak yang kemudian dimediasi kepada mereka melalui suatu pengalaman oleh ROH KUDUS. Jadi Trinitas itu bagi mereka sebuah hal yang nyata sebelum ia menjadi sebuah doktrin, tetapi untuk mempertahakannya di dalam pengakuan iman gereja maka doktrin itu harus diformulasikan yang bukan saja penting bagi teologi namun juga penting bagi pengalaman dan kehidupan Kekristenan, maka implikasi itu menyatakan bahwa:
a) Allah itu dapat menyatakan diriNya: Wahyu itu sama nyatanya bagi Allah seperti matahari yang bersinar. sebelum ada sesuatu yang diciptakan telah terjadi wahyu Pribadi di dalam Trinitas: Bapa menyatakan diriNya kepada Anak; Bapa dan Anak menyatakan diri Mereka kepada Roh, dan Roh mengkomunikasikan wahyu di dalam Pribadi Allah. Ketika Allah memprakarsai untuk menciptakan alam semesta, maka tidak ada perubahan di dalam perilaku Allah sekalipun Ia membiarkan wahyuNya bersinar keluar kepada ciptaanNya dimana hal ini Ia lakukan melalui pernyataan RohNya.
b) Allah dapat dikomunikasikan. Sebagaimana matahari mengkomunikasikan terang, panas dan energinya, demikian pula Allah memiliki persekutuan di dalam diriNya sendiri dan Ia mampu membiarkan keluar pesekutuanNya itu kepada hasil ciptaanNya dan mengkomunikasikan diriNya kepada mereka berdasarkan kapasitas mereka untuk menerima. Inilah yang terjadi ketika Ia datang untuk menyelamatkan manusia: Ia membiarkan persekutuanNya merunduk/membungkuk untuk mencapai orang berdosa untuk kemudian memuliakan mereka; dan karena Allah adalah sebuah Trinitas, maka Ia memiliki sesuatu untuk dibagikan, yaitu kehidupan dan komunikasiNya.
c) Trinitas merupakan dasar dari segala persekutuan yang ada di bumi. Karena ada persekutuan di dalam diri Allah, maka ciptaanNya yang bermoral yang diciptakan menurut gambar dan rupaNya menemukan kepenuhan hidupnya hanya di dalam persekutuan. Hal ini direfleksikan di dalam pernikahan, di rumah, di dalam masyarakat dan di atas semuanya di dalam gereja dimana koinonia/persekutuan dibangun di atas persekutuan dari ketiga Pribadi ini. Itulah sebabnya mengapa persekutuan Kristen merupakan hal yang paling rohani di muka bumi ini, rekan imbangan dari kehidupan rohani, karena KRISTUS sungguh2 berdoa bagi pengikut2Nya: "supaya mereka semua, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Egnkaulah yang telah mengutus Aku." (Yoh.17:21)
d) Memberikan keserbaragaman pada kehidupan di alam semesta. Telah kita lihat bahwa ada perbedaan di dalam Pribadi Allah dimana Allah Bapa yang bertindak sebagai Pemrakarsa, Allah Anak sebagai Pencipta dan ROH KUDUS sebagaiYang Mempercepat gagasan, sebuah perbedaan besar dalam kehidupan, operasional dan aktifitas. dengan demikian, kita dapat menyadari bahwa bila alam semesta merupakan manifestasi Allah, maka kita juga bisa mengharapkan adanya perbedaan di dalam kehidupan seluruh hasil ciptaan di alam semesta ini. Kita berpendapat bahwa apa yang disebut sebagai keseragaman alam samasekali tidak benar. Seluruh keajaiban penciptaan, seluruh bentuk2 kehidupan, seluruh pergerakan di alam semesta merupakan refleksi, bayangan cermin dan kebidupan Allah yang beranekaragam. tidak ada kesamaan yang monoton, tidak ada pola besar di dalam kesamaan, karena alam merefleksikan keberbagaian sudut dari alam dan karakter dari Allah yang hidup.
Tidak ada satu penjelasanpun yang mampu memberikan kepuasan bagi kita bila masalah Trinitas itu kita jabarkan secara logis, karena di balik ke MAHAKESEDERHANAAN Allah terdapat juga ke MAHAKOMPLEKSANNYA dimana untuk itu saya sangat bersyukur sebab bila saya bisa mendalami Pribari Trinitas ini dengan sempurna maka saya adalah Allah dan itulah sebabnya mengapa Allah menyembunyikan hal ini dari pengetahuan manusia karena Allah tidak pernah dapat dijangkau oleh pikiran manusia yang hanya sebesar batok kepala ini.
Hanya ada satu cara untuk mengenal ke Trinitasan Allah, yaitu dengan membuka hati anda, mengakui dosa2 anda di hadapanNya dan menerima YESUS sebagai Tuhan dan Juruselamat anda pribadi, maka dengan demikian anda akan mengerti akan ke Trinitasan Allah itu di dalam iman dan bukan menurut pikiran logika manusia. Kiranya Tuhan YESUS memberkati anda.



Kis 2:38; 1Ko 1:3; 1Ko 12:4-6; 2Ko 13:13; Gal 1:3; Efe 4:4-6; Efe 6:23; Fili 2:6; Kol 1:19; Kol 2:9; Kol 3:1; 1Te 3:11; 2Te 2:16-17; 1Yo 2:23; 1Yo 5:20; Wah 20:6; Wah 22:3

coolsmiley



Ayat Kunci TRINITAS:

Why 5:7 Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.

afro



Why 22:12-13 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."

Yoh 1:1-3, 11-14 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya d  bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Why 3:11-12 Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu. Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.

Why 21:22 Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu.

Quote
Untuk dapat memahami pribadi KRISTUS bukanlah suatu tugas yang mudah, tetapi ada kesepakatan umum mengenai sebagian besar aspek dari sifat KRISTUS dan kepribadian-Nya.

Lima gelar YESUS mencerminkan sesuatu yang penting tentang pribadi dan/atau karya-Nya. Nama YESUS (yang identik dengan Yosua dan berarti "Allah adalah Juruselamat") menegaskan peranan-Nya sebagai Juruselamat umat-Nya (Mat. 1:21). KRISTUS adalah padan kata dalam Perjanjian Baru untuk Mesias, sebuah kata Ibrani yang berarti "orang yang diurapi" (bdg. Kis. 4:27; 10:38). Gelar ini menegaskan bahwa YESUS ditunjuk oleh Allah untuk menjalankan misi-Nya, bahwa la mempunyai hubungan resmi dengan Allah Bapa - yaitu, la mempunyai tugas yang harus dilakukan dan peran untuk dilaksanakan sesuai dengan ketetapan Bapa.

Anak Manusia adalah gelar yang hampir selalu dipakai oleh YESUS sendiri (bdg. Mat. 9:6; 10:23; 11:19). Ada yang berpendapat bahwa Ia menggunakan gelar tersebut karena itu dengan jelas membedakan Kemesiasan-Nya dari gagasan-gagasan yang keliru pada masa itu.

Gelar Anak Allah juga digunakan pada YESUS dalam pengertian resmi atau kemesiasan (bdg. Mat. 3:4, 6; 16:16; Luk. 22:70; Yoh. 1:49). Gelar tersebut menekankan bahwa Ia adalah salah satu oknum dari ketritunggalan Allah, yang dilahirkan secara adikodrati sebagai manusia.

Gelar Tuhan digunakan berganti-ganti untuk YESUS sebagai gelar yang sederhana (artinya hampir seperti "Tuan"), sebuah gelar kekuasaan atau kepemilikan, atau (kadang-kadang) sebuah petunjuk dari kesetaraan-Nya dengan Allah (mis., Mrk. 12:36-37; Luk. 2:11; Mat. 7:22).

Saat ini orang percaya bahwa YESUS adalah Allah dan manusia - yaitu Ia mempunyai dua sifat terpisah yang dipadukan secara "tidak membingungkan, tidak berubah, tidak dapat dibagi, dan tidak terpisahkan" dalam satu kepribadian-Nya (Pengakuan Iman Chalcedon, 451 M)

Doktrin ini tidak dibangun atas dasar nalar manusia, tetapi atas wahyu alkitabiah. Ada banyak catatan kitab suci yang membuktikan bahwa YESUS bersifat ilahi. Alkitab menyebutkan bahwa hanya ada satu Allah dan tidak ada allah-allah lain yang kurang penting (bdg. Kel. 20:3-4; Yes. 42:8; 44:6), namun Alkitab menegaskan bahwa YESUS adalah Allah (mis. Yoh. 1:1; Rm. 9:5; Ibr. 1:8). Alkitab melaporkan bahwa YESUS disembah sesuai dengan perintah Allah (Ibr. 1:6), sementara makhluk-makhluk roh yang kurang penting menolak untuk disembah (Why. 22:8-9) karena penyembahan hanya dapat diberikan kepada Allah. Hanya Sang Pencipta ilahi yang patut disembah oleh makhluk ciptaan-Nya. Akan tetapi, YESUS KRISTUS, Anak Allah, adalah mitra pencipta bersama dengan Bapa-Nya (Yoh. 1:3; Kol. 1:16; Ibr. 1:2): karena itu kedua-Nya harus disembah. Sekali lagi, Alkitab menyatakan bahwa YESUS adalah Juruselamat umat-Nya (Mat. 1:21), sekalipun Yehova adalah satu-satunya Juruselamat bagi umat-Nya (Yes. 43:11; Hos. 13:4). Alkitab menyatakan bahwa Bapa sendiri telah menyebut YESUS Allah (Ibr. 1:8).

Alkitab juga mengajarkan bahwa YESUS memiliki kemanusiaan sejati. KRISTUS di Perjanjian Baru bukan ilusi atau hantu; Ia adalah manusia seutuhnya. Ia menyebut diri-Nya manusia, seperti yang dilakukan orang lain (mis. Yoh. 8:40; Kis. 2:22). Ia hidup dalam tubuh manusia (Yoh. 1:14; I Tim. 3:16; I Yoh. 4:20). Ia mempunyai tubuh dan pikiran manusia (Luk. 23:39; Yoh. 11:33, Ibr. 2:14). Ia pernah mengalami kebutuhan dan penderitaan manusia (Luk. 2:40, 52; Ibr. 2:10, 18; 5:8). Bagaimanapun, Alkitab menekankan bahwa YESUS tidak ambil bagian dalam dosa yang menjadi ciri-ciri semua manusia biasa yang lain (bdg. Luk. 1:35, Yoh. 8:46; Mr. 4:15).




Istilah tritunggal atau trinitas itu tidak ada dalam Alkitab, rumusan itu diperkenalkan Pertama-kali oleh Tertulianus.

Saya tidak mau mengurung Hakekat Allah dalam kurungan DOKTRIN TRINITAS yang sudah diintrepretasikan macam-macam, oleh teolog2 berikutnya (bukan berarti menentang doktrin Trinitas yg sudah dimodifikasi itu).
Tetapi saya lebih menyukai Rumusan Trinitas yang asli dari Tertulianus yaitu 'una substantia tres personae', "satu substansi/hakekat tiga pribadi" titik, engga' susah embel2.
Aku tahu itu... ini pendapat Bro Sarapanpagi yang selalu muncul setiap bahas Trinitas.
Daripada pendapat St_Yopi yang niat bahas trinitas malah terkontaminasi oneness, sedemikian rupa sampai jadi aneh begitu.

Aku tertarik bahas: una substantia tres personae.

Dalam slogan ini setidaknya ada istilah substantia dan personae yang belum diperkenalkan dalam konsep ketuhanan yang sebelum dikenal oleh para rasul. Setujukah Anda dengan pendapat ini?

Sependapat dengan Bro Kura, Allah itu satu pribadi.... bukan tres personae.
Kecuali pengerti "Pribadi" yang maksud Tertulian berbeda dengan pengertian pada umumnya....

Salam.

@sarapan pagi, menurutku keesaan ALLAH memang satu kesatuan yang kompleks tapi tetap TUNGGAL ABSOLUT, berbeda dengan pemahaman bro yang menyatakan bukan tunggal absolut.
Jika ALLAH bukan tunggal absolut, berarti ada pribadi lain yang setara dengan ALLAH, inilah yang menurut saya bertentangan dengan ALLAH ESA.
Memang benar ada 3 yang bersaksi yaitu BAPA, ANAK, ROH KUDUS tapi kesemuanya itu adalah SATU, 1 PRIBADI YANG SAMA bukan 3 pribadi berbeda.
Menurut saya rasul sebelum tertulians hanya mengenal ALLAH ESA bukan ALLAH TRITUNGGAL, jadi ALLAH ESA sangatlah murni. smiley
Hehehehehehe... bro hans bisa aja ya grin

ONENESS ada dalam TRINITAS & TRINITAS ada dalam ONENESS, hans, kalo mau mengerti TRINITAS bekali dulu dengan filsafat theology, plus bonus theology mistis, nanti akan mengerti, mengenai para Rasul, mereka sudah mengenal melalui Credo:

Syahadat Para Rasul

Aku percaya akan Allah,
BAPA yang mahakuasa
pencipta langit dan bumi.
Dan akan YESUS KRISTUS,
PUTRA-NYA yang tunggal, TUHAN kita.
yang dikandung dari ROH KUDUS,
dilahirkan oleh Perawan Maria;
Yang menderita sengsara
dalam pemerintahan Pontius Pilatus,
disalibkan, wafat dan dimakamkan;
yang turun ke tempat penantian,
pada hari ketiga bangkit
dari antara orang mati;
Yang naik ke surga,
duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang mahakuasa,
dari situ Ia akan datang
mengadili orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya akan ROH KUDUS,
Gereja katolik yang kudus,
Persekutuan para kudus,
pengampunan dosa,
Kebangkitan badan
kehidupan kekal. Amin


Credo (rumusan Syahadat Rasuli/Aku Percaya)
Menurut Tradisi Suci,
Petrus-lah yang memberikan kalimat pertama: "Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa"
Yohanes menambahkan: "Khalik langit dan bumi"
Yakobus: "Dan kepada YESUS KRISTUS, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita"
Andreas: "Yang dikandung daripada ROH KUDUS, lahir dari anak dara Maria"
Filipus: "Yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus; disalibkan, mati dan dikuburkan"
Thomas: "Turun ke dalam kerajaan maut; pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati"
Bartolomeus: "Naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa"
Matius: "Dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati".
Beberapa anak kalimat lainnya ditulis oleh Yakobus (anak Alfeus), Simon Zelot, Yudas (Tadeus) dan Matias. Perlu diingat, dokumen-dokumen gereja sebelum abad kelima menyebut tentang Sidang para Rasul/Konsili yang diadakan untuk merumuskan iman rasuli ini, dan para Bapa Gerejalah yang menyusunnya.


afro

Jadi, pemahaman TRINITAS sudah ADA & BERLAKU sejak para Rasul dengan Credo sebagai buktinya char13

Kej 3:22
Kej 11:7
Kej 18:1-33
Yes 44:6
Yes 48:12-16
Yer 23:5-6
Yoe 2:32
Maz 2:2-6
Maz 45:7-8
Maz 33:6
Maz 107:20
Maz 119:89
Maz 147:15-18
Ams 30:4
Mik 5:1
Zak 13:7
Mal 3:1
Ams 3:19
Ams 8:1,12-36



Mungkin ini dapat membantu:
PB:
Kis 2:38; 1Ko 1:3; 1Ko 12:4-6; 2Ko 13:13; Gal 1:3; Efe 4:4-6; Efe 6:23; Fili 2:6; Kol 1:19; Kol 2:9; Kol 3:1; 1Te 3:11; 2Te 2:16-17; 1Yo 2:23; 1Yo 5:20; Wah 20:6; Wah 22:3
Why 5:7 Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
Why 22:12-13 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."

Yoh 1:1-3, 11-14 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya d  bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Why 21:22 Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu.

PL:
Kej 3:22
Kej 11:7
Kej 18:1-33
Yes 44:6
Yes 48:12-16
Yer 23:5-6
Yoe 2:32
Maz 2:2-6
Maz 45:7-8
Maz 33:6
Maz 107:20
Maz 119:89
Maz 147:15-18
Ams 30:4
Mik 5:1
Zak 13:7
Mal 3:1
Ams 3:19
Ams 8:1,12-36

Syahadat Para Rasul

Aku percaya akan Allah,
BAPA yang mahakuasa
pencipta langit dan bumi.
Dan akan YESUS KRISTUS,
PUTRA-NYA yang tunggal, TUHAN kita.
yang dikandung dari ROH KUDUS,
dilahirkan oleh Perawan Maria;
Yang menderita sengsara
dalam pemerintahan Pontius Pilatus,
disalibkan, wafat dan dimakamkan;
yang turun ke tempat penantian,
pada hari ketiga bangkit
dari antara orang mati;
Yang naik ke surga,
duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang mahakuasa,
dari situ Ia akan datang
mengadili orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya akan ROH KUDUS,
Gereja katolik yang kudus,
Persekutuan para kudus,
pengampunan dosa,
Kebangkitan badan
kehidupan kekal. Amin

Credo (rumusan Syahadat Rasuli/Aku Percaya)
Menurut Tradisi Suci,
Petrus-lah yang memberikan kalimat pertama: "Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa"
Yohanes menambahkan: "Khalik langit dan bumi"
Yakobus: "Dan kepada YESUS KRISTUS, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita"
Andreas: "Yang dikandung daripada ROH KUDUS, lahir dari anak dara Maria"
Filipus: "Yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus; disalibkan, mati dan dikuburkan"
Thomas: "Turun ke dalam kerajaan maut; pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati"
Bartolomeus: "Naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa"
Matius: "Dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati".
Beberapa anak kalimat lainnya ditulis oleh Yakobus (anak Alfeus), Simon Zelot, Yudas (Tadeus) dan Matias. Perlu diingat, dokumen-dokumen gereja sebelum abad kelima menyebut tentang Sidang para Rasul/Konsili yang diadakan untuk merumuskan iman rasuli ini, dan para Bapa Gerejalah yang menyusunnya.

:coolsmiley:

Bahasa Inggris hanyalah terjemahan, kalau mau ya ke akarnya langsung, yaitu dalam bahasa Yunani.

Tertulianus 'una substantia tres personae' (latin), "satu substansi/hakekat tiga pribadi".

SUBSTANSI & PERSONA ALLAH TRITUNGGAL

Kata substansi adalah ουσια – OUSIA di dalam bahasa Yunani, sedang kata persona adalah υποστασις – HUPOSTASIS atau HYPOSTASIS.

Yang dimaksud Tertullianus dengan substansi adalah apa yang berada secara kongkrit, sedang yang dimaksud dengan persona adalah apa yang menjadi subyek.

Di dalam bahasa Yunani yang disebut dengan OUSIA ialah apa yang membedakan satu macam atau satu rumpun dengan macam atau rumpun yang lain, serta yang memberi ciri khas kepada macam atau rumpun itu. Umpamanya: rumpun mangga adalah ousia, mangga adalah ciri-cirinya yang membedakan rumpun ini dengan rumpun yang lain (umpamanya: jambu) dan ciri-ciri yang khas pada mangga yang menjadikan mangga berbeda dengan jambu. Ousiaatau substansi manusia, atau juga disebut zat atau hakekat manusia, adalah apa yang membedakan manusia daripada binatang dan daripada tumbuh-tumbuhan serta daripada Allah, pendeknya: yang menjadikan manusia disebut manusia, bukan binatang atau tumbuh-tumbuhan atau Allah. Demikian juga halnya dengan ousia atau substansi Allah, ialah apa yang membedakan Allah dari manusia dan makhluk-makhluk yang lain.

Yang dimaksud dengan HUPOSTASIS atau persona adalah apa yang membedakan satu individu dari individu yang lain, serta yang membedakan ciri khas kepada individu itu di dalam satu rumpun atau satu macam, umpamanya: buah jeruk ada bermacam-macam, ada jeruk keprok, jeruk pecel, dan sebagainya. Semuanya itu termasuk rumpun jeruk, akan tetapi yang sebuah berbeda dengan yang lain. (Atau juga jeruk pada satu pohon, yang sebuah berbeda dengan yang lain).

Diterapkan kepada Tuhan Allah, hal itu diterangkan sebagai berikut, bahwa Bapa, Anak, ROH KUDUS adalah tiga hupostasis di dalam satu ousia atau tigapersona di dalam satu substansi, atau tiga oknum di dalam satu Dzat.

Sejak abad ke-18 pengertian persona atau oknum telah dianggap sebagai suatu kekuatan yang berdiri sendiri dengan secara sadar, atau suatu swadaya yang sadar, yang dengan kekuatan kesusilaannya mempertahankan diri terhadap kekuatan-kekuatan yang tidak berpribadi di sekitarnya. Sejak abad ke-18 ini sebenarnya pengertian persona atau oknum telah tidak mungkin lagi diterapkan guna mengungkapkan pengertian Alkitab yang mengenai Bapa, Anak dan ROH KUDUS. Sebab memang bukan pengertian yang seperti itulah yang dimaksud oleh Gereja kuno ketika merumuskan ajarannya tentang ketritunggalan Allah. Oleh karena itu maka banyak para ahli teologia sekarang yang menerjemahkan ungkapan υποστασις – HUPOSTASIS atau personabukan dengan oknum, melainkan dengan cara berada (mode of existence, sehingga ketritunggalan dirumuskan demikian:
Allah adalah satu di dalam substansi-Nya, tetapi memiliki tiga cara berada.

Demikianlah "pribadi" yang dimaksud dalam Trinitas bukanlah pribadi yang sempit dalam pengertian sehari2 kita sekarang ini sehingga hal itu sering dikaburkan dengan penyimpangan pengertiannya lain seolah-olah ada "3 allah-allah".
Maka memahami istilihah "3 pribadi" dalam Trinitas yang sebenarnya adalah lebih bermakna sebagai "cara berada" (mode of existence).

Artikel terkait :
DOKTRIN TRINITAS, di http://www.sarapanpagi.org/doktrin-trinitas-vt19.html

Studi Kata : OUSIA - ZAT, di http://www.sarapanpagi.org/ousia-zat-vt1411.html#p4976

Study Kata: HUPOSTASIS, di http://www.sarapanpagi.org/hupostasis-vt1870.html#p8350

Berbeda sebagai PRIBADI/OKNUM, namun SATU/SAMA dalam ESSENSI sebagai TUHAN ALLAH :)
smiley


2 Thessalonians 1:12
ὅπως ἐνδοξάσθη τὸ ὄνομα τοῦ κυρίου ἡμῶν Ἰησοῦ ἐν ὑμῖν καὶ ὑμεῖς ἐν αὐτῷ κατὰ τὴν χάριν τοῦ θεοῦ ἡμῶν καὶ κυρίου Ἰησοῦ Χριστοῦ.
That the name of our Lord JESUS CHRIST may be glorified in you and ye in him according to the grace of our God and the Lord JESUS CHRIST
Sehingga nama YESUS, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan YESUS KRISTUS.


θεοῦ:
theos: God, a god
Original Word: θεός, οῦ, ὁ
Part of Speech: Noun, Feminine; Noun, Masculine
Transliteration: theos
Phonetic Spelling: (theh'-os)
Short Definition: God, a god
Definition: (a) God, (b) a god, generally.
2316 theós (of unknown origin) – properly, God, the Creator and owner of all things (Jn 1:3; Gen 1 - 3).

κυρίου
kurios: lord, master
Original Word: κύριος, ου, ὁ
Part of Speech: Noun, Masculine
Transliteration: kurios
Phonetic Spelling: (koo'-ree-os)
Short Definition: lord, Lord, master, sir
Definition: lord, master, sir; the Lord.
2962 kýrios – properly, a person exercising absolute ownership rights; lord (Lord).
From kuros (supremacy); supreme in authority, i.e. (as noun) controller; by implication, Master (as a respectful title) -- God, Lord, master, Sir. 

Pada dasrnya sama antara θεοῦ & κυρίου, mengapa θεοῦ disematkan kepada ALLAH BAPA dan κυρίου disematkan kepada ALLAH PUTRA, karena ingin menjelaskan mengenai makna inkarnasi dari ALLAH PUTRA, dengan menyebut κυρίου, maka kita menjadi MILIK-NYA (ALLAH ANAK), sedangkan θεοῦ adalah ALLAH yang dikenal oleh semua orang, siapapun itu kalau sedang "memikirkan" Penciptanya, maka mereka sedang memikirkan θεοῦ, sedangkan κυρίου adalah MAKNA KEPEMILIKAN, dimana "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (John 14:6), artinya dengan menyebut κυρίου, maka kita menjadi milik TUHAN YESUS, sedangkan θεοῦ merujuk milik semuanya, baik Atheis maupun tidak, jahat maupun baik, siapapun itu, suka maupun tidak suka mereka ada didalam θεοῦ, karena θεοῦ adalah MAHA PENCIPTA, yang menciptakan segala sesuatu melalui αὐτοῦ (λόγος,) yang adalah θεοῦ itu sendiri (John 1:1-3).

θεοῦ & κυρίου adalah SATU (John 1:1-3), namun dalam memaknai inkarnasi maka dikenal TRINITAS, dimana πνεῦμα ἅγιον adalah ROH θεοῦ & κυρίου.

Jadi istilah TUHAN dan ALLAH, hanyalah untuk memaknai inkarnasi dalam proses penebusan, dimana akhirnya adalah SATU (perhatikan yang dibold):

Revelation 22:3
καὶ πᾶν κατάθεμα οὐκ ἔσται ἔτι καὶ ὁ θρόνος τοῦ θεοῦ. καὶ τοῦ ἀρνίου ἐν αὐτῇ ἔσται, καὶ οἱ δοῦλοι αὐτοῦ λατρεύσουσιν αὐτῷ
And there shall be no more __ curse but the throne of God and of the Lamb shall be in it and his servants shall serve him
Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,

Revelation 22:13
ἐγὼ τό Ἄλφα καὶ τὸ Ὦ, ὁ πρῶτος καὶ ὁ ἔσχατος, ἡ ἀρχὴ καὶ τὸ τέλος.
I am Alpha and Omega the beginning and the end the first and the last

Sehingga benarlah ini:

John 1:1-3
Ἐν ἀρχῇ ἦν ὁ λόγος, καὶ ὁ λόγος ἦν πρὸς τὸν θεόν, καὶ θεὸς ἦν ὁ λόγος.
In the beginning was the Word and the Word was with God and the Word was God
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
οὗτος ἦν ἐν ἀρχῇ πρὸς τὸν θεόν.
The same was in the beginning with God
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
πάντα δι’ αὐτοῦ ἐγένετο, καὶ χωρὶς αὐτοῦ ἐγένετο οὐδὲ ἓν ὃ γέγονεν
All things were made by him and without him was not any thing made that was made
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

Amin! Alleiua  :angel:

 :afro:
 :coolsmiley: