Senin, 09 Mei 2011

Doa Latin

In nomine Patris, et Filii, et Spiritus Sancti. Amen 

Kyrie eleison. 
Christe eleison. 
Kyrie eleison. 

Gloria Patri, et Filio, et Spiritui Sancto. Sicut erat in principio, et nunc, et semper, et in saecula saeculorum. Amen. 

Pater Noster, qui es in caelis, sanctificetur nomen tuum. Adveniat regnum tuum. Fiat voluntas tua, sicut in caelo et in terra. Panem nostrum quotidianum da nobis hodie, et dimitte nobis debita nostra sicut et nos dimittimus debitoribus nostris. Et ne nos inducas in tentationem, sed libera nos a malo. Amen. 

Ave Maria, gratia plena, Dominus tecum. Benedicta tu in mulieribus, et benedictus fructus ventris tui, Iesus. Sancta Maria, Mater Dei, ora pro nobis peccatoribus, nunc, et in hora mortis nostrae. Amen. 

In nomine Patris, et Filii, et Spiritus Sancti. Amen



Quote
Signum Crucis / Tanda Salib
In nómine Pátris et Fílii et
Spíritus Sáncti. Amen.
(Dalam Nama Bapa dan Putera dan ROH KUDUS. Amin)

Gloria / Kemuliaan
Gloria Patri, et Fílio, et Spirítui Sáncto. Sícut érat in princípio
et nunc et sémper et in sáecula sæculórum. Amen.
(Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan ROH KUDUS. Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad)

Páter nóster / Bapa Kami
Páter nóster, qui es in cáelis, sanctificétur
nómen túum. Advéniat régnum túum. Fíat volúntas túa, sícut in cáelo et in térra.
Pánem nóstrum quotidiánum da nóbis hódie, et dimítte nóbis débita nóstra, sícut
et nos dimíttimus debitóribus nóstris. Et ne nos indúcas in tentatiónem: sed líbera nos a málo. Amen.
(Bapa Kami, yang ada di surga,
dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu,
Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami
Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.)

Ave Maria / Salam Maria
Áve María, grátia pléna, Dóminus técum (Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu). benedícta tu in muliéribus, et benedíctus frúctus véntris túi, Iésus (Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu, YESUS). Sáncta María, Máter Déi, (Santa Maria Bunda Allah), óra pro nóbis
peccatóribus, nunc et in hóra mórtis nóstræ. Amen. (Doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin).


Salve Regina / Salam, ya Ratu
Sálve Regína, máter misericórdiæ:
víta, dulcédo, et spes nóstra, sálve. Ad te clamámus, éxsules fílii Hévæ. Ad te
suspirámus, geméntes et fléntes in hac lacrimárum válle. éja érgo, Advocáta
nóstra, íllos túos misericórdes óculos ad nos convérte. Et Jésum, benedíctum
frúctum véntris túi, nóbis post hoc exsílium osténde. O clémens, O pía, O
dúlcis Vírgo María.

Óra pro nóbis sáncta Déi Génitrix
ut dígni efficiámur promissiónibus Chrísti.
(Salam, ya Ratu, Bunda yang rahim.
Kehidupan, penghibur dan pengharapan kami, salam.
Kami orang buangan, anak Hawa, berseru kepadaMu.
KepadaMu kamu mohon dengan keluh kesah di lembah kedukaan ini.
Maka tunjukkanlah kepada kami, hai Pembicara kami, wajahMu yang manis.
Dan sesudah pembuangan ini, tunjukkanlah kepada kami, YESUS Buah TubuhMu yang terpuji.
Ya Maria, Perawan yang murah hati.
Penuh kasih sayang dan manis.

Doakanlah kami Santa Bunda Allah
supaya kami layak menikmati janji-janji KRISTUS)

Confiteor / Saya Mengaku
Confiteor Deo omnipotenti, beatae Mariae semper Virgini, beato Michaeli Archangelo, beato Joanni Baptistae, sanctis Apostolis Petro et Paulo, omnibus Sanctis, et vobis fratres, quia peccavi nimis cogitatione verbo, et opere: (Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa, kepada St. Maria tetap perawan, kepada malaikat agung St. Mikael, kepada St. Yohanes Pembabtis, kepada Rasul Petrus dan Paulus, kepada semua orang kudus dan kepada saudara sekalian, bahwa saya sangat berdosa dengan pikiran, perkataan dan perbuatan:) mea culpa, mea culpa, mea maxima culpa (saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa). Ideo precor beatam Mariam semper Virginem, beatum Michaelem Archangelum, beatum Joannem Baptistam, sanctos Apostolos Petrum et Paulum, omnes Sanctos, et vos fratres, orare pro me ad Dominum Deum nostrum (Oleh sebab itu saya mohon kepada St. Maria tetap Perawan, kepada malaikat-agung St. Mikael, kepada Rasul Petrus dan Paulus, kepada semua orang kudus, dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita)


Credo / Syahadat Panjang (Credo Nicean-Konstantinopel)
Credo in unum Deum, Patrem omnipotentem,
factorem caeli et terrae, visibilium omnium et invisibilium.
Et in unum Dominum Jesum Christum,
Filium Dei unigenitum. Et ex Patre natum ante omnia
saecula. Deum de Deo, lumen de lumine,
Deum verum de Deo vero. Genitum, non factum,
consubstantialem Patri: per quem omnia facta sunt.
Qui propter nos homines, et propter nostram salutem
descendit de caelis.

ET INCARNATUS EST DE SPIRITU SANCTO
EX MARIA VIRGINE: ET HOMO FACTUS EST. (dalam Misa, Umat harus menunduk. Spesial untuk Misa Natal, Umat berlutut.)

Crucifixus etiam pro nobis; sub Pontio Pilato passus,
et sepultus est. Et resurrexit tertia die, secundum
Scripturas. Et ascendit in caelum: sedet ad desteram
Patris. Et iterum venturus est cum gloria judicare vivos et mortuos:
cujus regni non erit finis.
Et in Spiritum Sanctum, Dominum et vivificantem:
qui ex Patre Filioque procedit. Qui cum Patre, et Filio

simul adoratur et conglorificatur: qui locutus est per
Prophetas. Et unam, sanctam, catholicam et apostolicam
Ecclesiam. Confiteor unum baptisma in remissionem
peccatorum. Et exspecto resurrectionem mortuorum.
Et vitam ventura saeculi. Amen.

(Aku percaya akan satu Allah,
Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi,
dan segala sesuatu yang kelihatan
dan tak kelihatan;
dan akan satu Tuhan YESUS KRISTUS,
Putra Allah yang tunggal.
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad,
Allah dari Allah,
Terang dari Terang,
Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat dengan Bapa;
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.
Ia turun dari surga untuk kita manusia
dan untuk keselamatan kita.

Ia dikandung dari ROH KUDUS,
Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia.

Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus;
Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan.
Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci.
Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa.
Ia akan kembali dengan mulia,
mengadili orang yang hidup dan yang mati;
kerajaan-Nya takkan berakhir.
aku percaya akan ROH KUDUS,
Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putra,
yang serta Bapa dan Putra,
disembah dan dimuliakan;
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
aku percaya akan Gereja
yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
aku mengakui satu pembaptisan
akan penghapusan dosa.
aku menantikan kebangkitan orang mati
dan hidup di akhirat.
amin.)

Syahadat Para Rasul / Syahadat Pendek
Crédo in Déum, Pátrem omnipoténtem, Creatórem
cáeli et térræ. Et in Jésum Chrístum, Fílium éjus unícum, Dóminum nóstrum: qui concéptus est de Spíritu Sáncto, nátus ex María Vírgine (berlutut)(dalam Misa, Umat harus menunduk. Spesial untuk Misa Natal, Umat berlutut.), pássus sub Póntio Piláto, crucifíxus, mórtuus,
et sepúltus: descéndit ad ínferos: tértia díe resurréxit a mórtuis: ascéndit ad
cáelos: sédet ad déxteram Déi Pátris omnipoténtis: índe ventúrus est judicáre vívos et mórtuos.
Crédo in Spíritum Sánctum, sánctam Ecclésiam
cathólicam, Sanctórum communiónem, remissiónem peccatórum, cárnis resurrectiónem,
vítam ætérnam. Amen.

(Aku percaya akan Allah,
Bapa yang Mahakuasa,
pencipta langit dan Bumi
Dan akan YESUS KRISTUS,
PutraNya yang tunggal, Tuhan kita
Yang dikandung dari ROH KUDUS,
dilahirkan oleh perwan Maria.
Yang menderita sengsara
dalam pemerintahan Ponsius Pilatus,
disalibkan wafat dan dimakamkan,
Yang turun ketempat penantian,
pada hari ketiga bangkit
dari antara orang mati
Yang naik kesurga,
duduk disebelah kanan
Allah bapa yang Mahakuasa.
Dari situ ia kan datang
mengadili orang hidup dan mati.
Aku percaya akan ROH KUDUS,
Gereja katolik yang Kudus,
persekutuan para kudus
Pengampunan Dosa,
Kebangkitan badan,
Kehidupan kekal.
Amin.)

Sanctus / Kudus
Sanctus, Sanctus, Sanctus, Dominus Deus Sabaoth.
Pleni sunt caeli et terra gloria tua. Hosanna in excelsis.
Benedictus qui venit in nomine Domini.
Hosanna in excelsis.
(Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah segala kuasa. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.)

Agnus Dei / Anak Domba Allah
Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, misere nobis (Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami).
Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, misere nobis (Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami).
Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, dona nobis pacem (Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, berilah kami damai).

Oratio Fatimae / Doa Fatima
Domine Iesu, dimitte nobis debita nostra, salva nos ab igne inferiori, perduc in
caelum omnes animas, praesertim eas, quae misericordiae tuae maxime indigent.
(Ya YESUS yang baik, ampunilah dosa-dosa kami. Selamatkanlah kami dari api neraka, dan hantarlah jiwa-jiwa ke surga, terlebih jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin.)


Quote
Kekristenan yang lahir dan dibesarkan dalam konteks Yudaisme, tidak luput dari bentuk-bentuk ibadah yang teratur tersebut. Bentuk-bentuk ibadah tersebut al., Sabat, 7 Hari Raya, dan Doa Harian. Namun jika kita melihat fakta yang kita temui saat ini, justru kita melihat suatu distorsi yang luar biasa terjadi dalam tubuh Mesias, yaitu “Qahal YHWH” atau “Eklesia” atau lazim disebut “Gereja”. Salah satu distorsi yang mencolok adalah terabaikannya eksistensi dan fungsi doa harian. Kekristenan lebih mengenal doa-doa spontan yang dilakukan pada waktu-waktu yang insidental (tiba-tiba]) Kecenderungan ini sangat kuat terjadi dikalangan denominasi Protestan, Pentakostal dan Kharismatik. Gerakan Reformasi yang dilakukan Luther dan para reformator lainnya banyak memangkas aspek-aspek penting dalam peribadahan, al. doa harian yang sebenarnya dalam Gereja Roma Katholik pada waktu itu masih diberlakukan.

Dalam kajian kali ini kita akan melakukan penelusuran historis mengenai pola doa orang-orang beriman dizaman pra Mesias sekaligus zaman pra pembuangan ke Babilonia dan Asyur lalu dilanjutkan zaman Mesias serta pra Mesias. Pada bagian akhir tulisan ini, kami akan mengajak pembaca sekalian untuk mengaktualisasikan kembali spiritualitas pengikut Mesias yang telah terlupakan dalam rentang sejarah gereja sebagai “Qahal YHWH’.

DEFINISI DOA

Dalam bahasa Ibrani, kata “Doa” rata-rata diterjemahkan dengan “Tefila”. Padanan dalam bahasa Yunaninya adalah “Proseukhe”. Baik “Tefila” maupun “Proseukhe” dapat memiliki dua pengertian:
1.Perkataan spontan seseorang kepada ELOHIM yang diutarakan dalam ibadah pribadi (2 Sam 7:7, Mzm 141:5, Luk 19:46, Mat 17:21)
2.Waktu-waktu tertentu dalam berdoa dengan diiringi sikap tubuh yang tertentu (Mzm 55:17, Dan 6:11)


apa sih artinya dari BERDOA???
1. Mengapa kita perlu BERDOA???
2. Kapan kita harus BERDOA???
3. kepada siapa kita harus BERDOA??
4. apa manfaat dari BERDOA???
5. bagaimana BERDOA yang benar?
6. tolong dijelaskan dan disertai referensi dari ayat2 dalam Alkitab.

1 & 4. Untuk menguatkan iman, berkomunikasi dengan TUHAN, memohon, mengusir setan, membuat mujizat, bersatu dengan para kudus dll

Quote
pray  (pr)
v. prayed, pray·ing, prays
v.intr.
1. To utter or address a prayer or prayers to God, a god, or another object of worship.
2. To make a fervent request or entreaty.
v.tr.
1. To utter or say a prayer or prayers to; address by prayer.
2. To ask (someone) imploringly; beseech. Now often used elliptically for I pray you to introduce a request or entreaty: Pray be careful.
3. To make a devout or earnest request for: I pray your permission to speak.
4. To move or bring by prayer or entreaty.
vb
1. (when intr, often foll by for; when tr, usually takes a clause as object) to utter prayers (to God or other object of worship) we prayed to God for the sick child
2. (when tr, usually takes a clause as object or an infinitive) to make an earnest entreaty (to or for); beg or implore she prayed to be allowed to go leave, I pray you
3. (tr) Rare to accomplish or bring by praying to pray a soul into the kingdom
interj
Archaic I beg you; please pray, leave us alone
[from Old French preier, from Latin precārī to implore, from prex an entreaty; related to Old English fricgan, Old High German frāgēn to ask, Old Norse fregna to enquire]

de·vo·tion  (d-vshn)
n.
1. Ardent, often selfless affection and dedication, as to a person or principle. See Synonyms at love.
2. Religious ardor or zeal; piety.
3.
a. An act of religious observance or prayer, especially when private. Often used in the plural.
b. devotions Prayers or religious texts: a book of devotions.
4. The act of devoting or the state of being devoted.
5. (often foll by to) strong attachment (to) or affection (for a cause, person, etc.) marked by dedicated loyalty
6. (Christianity / Ecclesiastical Terms) religious zeal; piety
7. (Christianity / Ecclesiastical Terms) (often plural) religious observance or prayers

plural noun
prayers, religious observance, church service, prayer meeting, matins, vespers, divine office He performs his devotions twice a day.

Collins English Dictionary – Complete and Unabridged © HarperCollins Publishers 1991, 1994, 1998, 2000, 2003
The American Heritage® Dictionary of the English Language, Fourth Edition copyright ©2000 by Houghton Mifflin Company. Updated in 2009. Published by Houghton Mifflin Company. All rights reserved.
Based on WordNet 3.0, Farlex clipart collection. © 2003-2008 Princeton University, Farlex Inc.

Doa: Pray, Devotion

2. Setiap saat

3. Definisi yang mana? Pray to God, devotion to all including the saints

5. Dengan hati yang tulus dan iman yang kuat, dilandasi pengharapan yang suci murni

6. Ada dibawah:



Quote
Yer. 15:1   TUHAN berfirman kepadaku: "Sekalipun Musa dan Samuel berdiri di hadapan-Ku, hati-Ku tidak akan berbalik kepada bangsa ini. Usirlah mereka dari hadapan-Ku, biarlah mereka pergi!
1Raj. 8:28   Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya TUHAN Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu panjatkan di hadapan-Mu pada hari ini!
1Raj. 8:29   Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan: nama-Ku akan tinggal di sana; dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini.
1Raj. 8:38   lalu seseorang atau segenap umat-Mu Israel ini memanjatkan doa dan permohonan di rumah ini dengan menadahkan tangannya--karena mereka masing-masing mengenal apa yang merisaukan hatinya sendiri--
1Raj. 8:45   maka Engkau kiranya mendengarkan di sorga doa dan permohonan mereka dan Engkau kiranya memberikan keadilan kepada mereka.
1Raj. 8:49   maka Engkau kiranya mendengarkan di sorga, tempat kediaman-Mu yang tetap, kepada doa dan permohonan mereka dan Engkau kiranya memberikan keadilan kepada mereka.
2Taw. 6:19   Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya TUHAN Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu panjatkan di hadapan-Mu ini!
2Taw. 6:20   Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan akan menjadi kediaman nama-Mu--dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini.
2Taw. 6:29   lalu seseorang atau segenap umat-Mu Israel memanjatkan doa dan permohonan di rumah ini dengan menadahkan tangannya--karena mereka masing-masing mengenal tulahnya dan penderitaannya sendiri--
2Taw. 6:35   maka Engkau kiranya mendengar dari sorga doa dan permohonan mereka dan Engkau kiranya memberikan keadilan kepada mereka.
2Taw. 6:39   maka Engkau kiranya mendengarkan dari sorga, dari tempat kediaman-Mu yang tetap, kepada doa dan segala permohonan mereka dan kiranya Engkau memberikan keadilan kepada mereka, dan Engkau kiranya mengampuni umat-Mu yang telah berdosa kepada-Mu.
2Taw. 6:40   Sebab itu, ya Allahku, kiranya mata-Mu terbuka dan telinga-Mu menaruh perhatian kepada doa yang dipanjatkan di tempat ini.
2Taw. 7:15   Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini.
2Taw. 30:27   Sesudah itu para imam Lewi bangun berdiri dan memberkati rakyat. Suara mereka didengar TUHAN dan doa mereka sampai ke tempat kediaman-Nya yang kudus di sorga.
Neh. 1:6   berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa.
Neh. 1:11   Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini." Ketika itu aku ini juru minuman raja.
Ams. 15:8   Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.
Ams. 15:29   TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.
Dan. 9:21   sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat ke arahku Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu persembahan korban petang hari.
Kis. 1:14   Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu YESUS, dan dengan saudara-saudara YESUS.
Kis. 6:4   dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."
Rm. 12:12   Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
Rm. 15:30   Tetapi demi KRISTUS, Tuhan kita, dan demi kasih Roh, aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, untuk bergumul bersama-sama dengan aku dalam doa kepada Allah untuk aku,
2Kor. 1:11   karena kamu juga turut membantu mendoakan kami, supaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyaknya doa mereka untuk kami.
2Kor. 9:14   sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu.
Ef. 6:18   dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Flp. 4:6   Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Kol. 4:2   Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.
1Tes. 1:2   Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.
1Tim. 2:1   Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,
1Tim. 4:5   sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.
Yak. 5:15   Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.
Yak. 5:16   Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Why. 5:8   Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
Why. 8:3   Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
Why. 8:4   Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
 smiley

POLA DOA PRA PEMBUANGAN:
(WAKTU BERDOA)

Daud
“Tetapi aku berseru kepada Tuhan dan YHWH akan menyelamatkan aku-diwaktu petang, pagi dan tengah hari aku cemas dan menangis; dan Dia mendengar suaraku” (Mzm 55:17-18)

“Tetapi aku ini, ya YHWH, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang kepada-Mu” (Mzm 88:14)


Daniel
“Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka kearah Yerusalem; tiga kali sehari dia berlutut, berdoa serta memuji Tuhannya, seperti yang biasa dilakukannya” (Dan 6:11)

Ezra
“Pada waktu korban petang bangkitlah aku dan berhenti menyiksa diriku, lalu aku berlutut dengan pakaianku dan jubahku yang koyak-koyak sambil menadahkan tanganku kepada YHWH, Tuhanku” (Ezr 9:5)

(SIKAP TUBUH SAAT BERDOA)
Berdiri
“Tetapi Abraham masih tetap berdiri dihadapan YHWH” (Kej 18:23)

Sujud
“Sujudlah menyembah kepada YHWH dengan berhiaskan kekudusan…” (Mzm 96:9)

Berlutut
“Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut dihadapan YHWH yang menjadikan kita” (Mzm 95:6)

Mengangkat kedua tangan
“Marilah kita mengangkat tangan dan hati kita kepada Tuhan di Surga” (Rat 3:41)

POLA DOA PASKA PEMBUANGAN:
(WAKTU BERDOA)

Yahshua Ha Mashiah
“Pada waktu itu pergilah Yahshua ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman ia berdoa kepada ELOHIM” (Luk 6:12)

Petrus & Yohanes di Yerusalem
“Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu jam kesembilan (jam tiga petang), naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Tuhan (Kis 3:1)

Petrus di Yope
“Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, naiklah Petrus keatas rumah untuk berdoa” (Kis 10:9)

Kornelius di Kaisarea
“Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia. Dia saleh, serta seisi rumahnya takut akan Tuhan dan dia banyak memberi sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Tuhan” (Kis 10:1-2)

(SIKAP TUBUH SAAT BERDOA)
Berlutut
“Kemudian Dia [Yahshua] menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Dia berlutut dan berdoa” (Luk 22:41)

“Sesudah mengucapkan kata-kata itu, Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua” (Kis 20:36)
Merebahkan diri
“Dia maju sedikit, merebahkan diri ketanah dan berdoa supaya sekiranya mungkin, saat itu lalu daripada-Nya” (Mrk 14:35)

TEFILAH SHAKHARIT, MINHAH, MA’ARIV

Yudaisme memberi nama-nama ibadah harian tersebut dengan Shakharit, Minha dan Maariv. Adapun Shakharit dimulai sekitar menjelang pagi (pk 05.00-pk 11.00]) Minha di mulai sekitar tengah hari sampai menjelang petang (pk 12.00-17.00) dan Maariv di mulai dari awal petang sampai malam (pk.18.00-23.00). Di setiap waktu tefilah, biasanya mereka mengucapkan Shema, membaca mazmur dengan nyanyian, mengucapkan Shemone Esrei dengan diiringi berbagai postur tubuh yang tertentu. Yudaisme modern biasanya menggunakan Siddur sebagai panduan doa pribadi dan doa-doa pada saat hari raya.

Rabbi Hayim Ha Levy Donim menjelaskan mengenai postur ibadah d atas sbb: "In most contemporary congregations very few people keep to the tradition of falling prostrate. Sometimes it is only the Prayer leader and the rabbi who does so. In more traditional congregations, however, some worshipers, men and women, will join the Prayer Leader and rabbi in the act of prostrating themselves. In Israeli synagogues, the practice is more widespread than in synagogues elsewhere. Since this is a position that we are unaccustomed to, one who has never done this before might very well demur. But once accomplished, the experience provides such a spiritual uplift that one looks forward to repeating it. Those willing to try this ancient ritual form on the rare occasions that call for it might welcome the following diagrams of the correct procedure" (Dalam banyak sidang jemaat beberapa jemaat memelihara tradisi meniarapkan tubuh. Terkadang posisi ini hanya dilakukan oleh para pemimpin dan rabi. Meskipun demikian, di banyak sidang jemaat tradisional, beberapa penyembah, laki-laki dan perempuan akan bergabung bersama dalam Pemimpin Doa dan rabbi dengan meniarapkan diri mereka sendiri. Di Sinagoge Israel, praktek ini lebih menyebar luas dibandingkan di sinagog manapun. Karena posisi ini tidak biasa seseorang yang belum pernah melakukannya akan sangat merasa sangat berat.. Namun sekali melakukannya, pengalaman ini akan menyediakan peningkatan spiritual yang membuat seseorang mengulangi hal tersebut. Mereka yang berkeinginan untuk mencobai bentuk ritual kuno ini, jarang dapat melakukan dengan baik tanpa melihat diagram dibawah ini”,To Pray As A Jew: A Guide to the Prayer Book & Synagoge Service, Basic Books, 1980,p. xxii)

Bernardus Boli Ujan, SVD memberikan ulasan mengenai doa harian Yahudi sbb: “Pada masa (Yahshua), orang Yahudi berdoa menurut ritme yang berbeda. Ritme pertama berdasarkan Ulangan 6:4-7; 11:19. Waktu tidur dan bangun semua orang harus mendaraskan Shema…Teks ini mengungkapkan waktu doa yang sesuai dengan ritme kehidupan manusia (tidur-bangun), tetapi yang cocok juga dengan ritme perubahan alam (siang-malam). Ritme kedua berdasarkan Kitab Daniel 6:11, Ydt 9:1; 12:5-6; 13:13. Dalam teks-teks ini disebut kebiasaan orang Yahudi untuk berdoa tiga kali sehari. Menurut Mazmur 55:17-18, tiga waktu doa itu adalah sore, pagi dan tengah hari…Bagaimana sekalipun kebiasaan membuat doa tiga kali sehari sudah ada pada zaman (Yahshua)” (Bernardus Boli Ujan, SVD., “Memahami Ibadat Harian: Doa Tanpa Henti Semua Anggota Gereja”, Maumere: Ledalero, 2003, hal 15-16)

PELESTARIAN DOA-DOA HARIAN
DALAM GEREJA TIMUR DAN BARAT & GEREJA-GEREJA REFORMASI

Tulisan-tulisan paska rasuli sampai masa Kontantinus Agung (Abad I-IV M) banyak mengulas eksistensi mengenai ibadah harian berikut varian pemahaman dan pelaksanaannya (Bambang Noorsena, Sekilas Soal Sholat Tujuh Waktu Dalam Gereja Orthodox, dalam PENSYL, No 29/III/1996). Kitab Didache (50-70 M) menasihatkan para orang Kristen untuk berdoa Bapa Kami tiga kali sehari. Surat pertama Klemens (96-98 M) dari Roma kepada orang Korintus mengenai kewajiban berdoa yang telah ditentukan oleh Tuhan. Surat Plinus kepada Trajanus (112 M) mengenai doa sebelum matahari terbit. Klemens dari Alexandria (150-215 M) menolak pola doa harian Yudaisme dan menggantikan dengan doa sebelum, selama dan sesudah makan dan menjelang tidur serta bangun tidur. Hypolitus (215 M) menambahkan doa harian tiga kali sehari dengan doa tidur, tengah malam dan saat ayam berkokok. Tertulianus (220 M) menyarankan doa harian tiga kali sehari dengan menghadap ke Timur kea rah matahari terbit. Origenes (254 M) menggarisbawahi empat jam doa harian yaitu pagi, siang, malam dan sebelum tidur. Sikap tangan terentang sebagai tanda korban petang serta pembacaan Mazmur 140 sebagai isi doa malam. Siprianus (258 M) melestarikan doa harian Yudaisme.

Gereja Orthodox dan Katholik yang berkembang diluar Yerusalem, masih tetap memelihara pola ibadah harian yang diwariskan dari Yudaisme, meskipun dalam corak dan pemahaman teologis yang berbeda. Mereka melakukan doa harian sebagai ekspresi penghayatan terhadap pengalaman Mesias menjelang di salibkan dan bangkit dari kematian. Dalam tradisi gereja Orthodox, seperti Syria dan Mesir, mengenal liturgi doa harian yang disebut , Ashabush Sholawat, (Syeikh Efraim Bar Nabba Bambang Noorsena, Selayang Pandang Tentang Shalat Tujuh Waktu Dalam Kanisah Orthodox Syria, Surabaya, 19 Juni 1998) yang terdiri dari :
1.Sholat Sa’atul Awwal (Sholat jam pertama, jam 06.00)
2.Sholat Sa’atuts Tsalits, (Sholat jam ketiga, jam 09.0)
3.Sholat Sa’atus Sadis, (Sholat jam keenam, jam 12.00)
4.Sholat Sa’atut Tis’ah, (Sholat jam kesembilan, jam 15.00)
5.Sholat Ghurub, (Sholat terbenamnya matahari, jam 18.00)
6.Sholat Naum (Sholat malam, jam 19.00)
7.Sholat Satar (Sholat tutup malam, jam 24.00)

Sementara Gereja Katholik di Abad Pertengahan mengenal yang disebut De Liturgia Horarum (Op. Cit., “Memahami Ibadat Harian: Doa Tanpa Henti Semua, hal 10 yaitu :

1.Laudes (Doa pagi)
2.Hora Tertia (Doa jam ketiga)
3.Hora Sexta (Doa jam keenam)
4.Hora Nona (Doa jam kesembilan)
5.Verper (Doa senja)
6.Vigil (Doa malam)
7.Copletorium (Doa penutup)

Istilah “Liturgia Horarum” dalam bahasa Inggris disebut “Liturgy of the Hours” (Liturgi Waktu). Nama ini mulai dipakai untuk pertama kali pada tahun 1959 dan menjadi populer selama Konsili Vatikan II, khususnya dalam Konstitusi Liturgi. Nama ini memperlihatkan bahwa ibadat ini dijalankan sesuai dengan jam atau waktu tertentu setiap hari yang pada dasarnya mempunyai arti simbolis sepeti terungkap dalam doa-doa yang dipakai dalam ibadat ini. Disebut Liturgi karena ibadat ini sesungguhnya adalah doa atau kegiatan rohani seluruh umat sebagai Gereja dalam arti sebenarnya. Istilah harian (jam harian) menyatakan bahwa ibadat ini menguduskan waktu, jam siang dan malam. Sebenarnya dalam ibadat ini umat mengalami Tuhan yang tidak kenal waktu, yang abadi dan kudus. Oleh pengalaman berahmat itu manusia dikuduskan dalam waktu, hidup dan karyanya sehari-hari diberkati dan dikuduskan oleh Tuhan, saat atau sejarah hidupnya menjadi saat yang penuh rahmat dan menyelamatkan (Ibid., hal 10).
Dalam perspektif Roma Katholik yang mengacu pada istilah Latin, ada beberapa istilah yang dipergunakan selain “Liturgia Horarum” yaitu “Ofisi Ilahi” (Oficium: Kegiatan, Kewajiban), “Brevir” (Breviarum: Ringkasan, Singkatan), “Opus Dei” (Karya Tuhan), “Pensum Servitutis” (Takaran Pelayanan), “”Horae Canonicae” (Jam-jam wajib), “Horologion” (Jam-jam doa) (Ibid., hal 11-12)
Namun demikian, gereja-gereja Barat secara perlahan-lahan mengabaikan peranan doa harian dengan sikap-sikap tubuh tertentu dan jam-jam tertentu dan menjadikannya sebagai doa yang berkaitan dengan tugas para imam. James F. White menjelaskan kenyataan tersebut sbb: “Di Barat, ibadah umat menghilang dalam beberapa abad, kerugian besar bagi Kekristenan. Ibdah umum harian, selain melaksanakan ekaristi, menjadi tradisi rohaniawan dan biarawan yang hamper-hampir ekslusif selama berabad-abad” (Pengantar Ibadah Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia 2005, hal 120)

Para reformator tetap mempertahankan doa-doa harian sebagai pembentuk kerohanian umat sekalipun pol penerapannya beragam sebagaimana James F. White menjelaskan: “Para reformator Protestan mengambil langkah-langkah lebih drastic ke pembaruan praktik doa umum harian…reformator-reformat
or yang beragam itu menemukan berbagai pemecahan berbeda-beda terhadap masalah pemulihan untuk penggunaan popular doa-doa umum harian” (Ibid., hal 127-128).

Di Zurich, Reformator Ulrich Zwingli meresmikan ibadah-iadah harian, yang terutama meliputi pembacaan-pembacaan Kitab Suci dan penafsiran atasnya. Martin Luther bersikap konservatif. Pada tahun 1523 dan 1526 ia mengusulkan untuk balik kembali ke dua ibadah harian: matins (pagi) dan vesper (sore) pada hari-hari peringatan (hari-hari lain selain hari Minggu) yang mencakup pembacaan Kitab Suci, mazmur-mazmur, madah singkat, nyanyian, Doa Bapa Kami, doa syafaat, pengakuan iman dan doa syafaat. Lutheran Book of Worship yang terbit tahun 1978 menambahkan ke pola Luther dengan “Doa Pagi: Matins”. “Doa Senja: Vespers” dan “Doa Penutup Hari: Completorium”. Demikian pula pengarang Book of Common Prayer, Thomas Cranmer mengkombinasikan matins, laudes dan prime ari Sarum Breviary bahasa Inggris Abad Pertengahan ke dalam Matins, sedangkan Vespers dan Compline dipadatkan ke dalam Evensag. Doa siang dihilangkan olehnya (Ibid., hal 128-130). James F. White memberikan komentar mengenai keberhasilan dan pengaruh Thomas Cranmer pada gereja di Inggris sbb: “Keberhasilan Cranmer tidak dapat diragukan lagi. Memang, ibadah doa pagi dan mlam yang dibuatnya, disamping menyediakan ibadah harian, menjadi ibadah ang digunakan dalam kebaktian setiap hari Minggu dalam Gereja Angikan selama tiga ratus tahun” (Ibid., hal 131)

AKTUALISASI DOA HARIAN
Berefleksi terhadap dat-data historis di atas, maka gereja perlu memulihkan ibadah doa harian dalam kehidupan pribadi, keluarga dan berjemaat. Merujuk pada pemahaman tentang akar-akar Semitik/Hebraik dari Kekristenan, maka konsep pemulihan ibadah harian yang dibicarakan dalam buku ini merujuk pada suatu pemulihan ibadah harian yang mengangkat kembali ekspresi-ekspresi Semitik/Hebraik.

Mari kita aktualisasikan pola doa harian dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengaplikasikan doa harian, kita telah melakukan beberapa perkara penting : Pertama, menghubungkan diri kita dengan pola ibadah tokoh-tokoh dalam Kitab Suci terdahulu (Moshe, Dawid, Daniel, rasul-rasul Yahshua). Kedua, memulihkan liturgi doa yang teratur dengan berbagai ekspresi gerakan tubuh. Ketiga, mempertajam konsentrasi (kavanah) hati dan pikiran saat berinteraksi dengan ELOHIM. Kita dapat melakukan doa harian dengan mengikuti pola dalam Siddur (buku doa) sebagaimana yang diaplikasikan oleh NAFIRI YAHSHUA MINISTRY dan FORUM STUDY MESSIANICA (www.messianic-indonesia.com). Beberapa unsur doa yang diatur dalam Siddur, terdiri dari :

1.Membasuh Tangan (Netilat Yadaim)

2.Berdiri
Mengagungkan Tuhan
Mengucapkan “Shema”, Ulangan 6:4
Mengucapkan “Ahavta”, Ulangan 6:5

3.Membungkuk
Mengucapkan Yesaya 6:3

4.Berlutut
Mengucapkan Mazmur 95:6
5.Sujud
Mengucapkan Mazmur 96:9

6.Bertelut
Membaca Mazmur pagi (Mzm 5:1-13)/siang (Mzm 15:1-5) petang (Mzm 4:1-9)
Doa untuk Yerusalem, Mazmur 122:6-9

7.Berdiri
Mengucapkan “Asara Debarot” (Sepuluh Perintah)

8.Berlutut/Bersila/Timpuh
Penyembahan pribadi
Doa pribadi (syukur, syafaat, exorcisme)

9.Bertelut
Mengucapkan “Avinu” (Doa Bapa Kami)

Marilah kita masuk lebih dalam lagi dalam tingkatan spitualitas dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan YHWH, Bapa Sorgawi di dalam Yahshua Sang Mesias, melalui mengaplikasikan secara personal dan komunal, Tefilah Shakharit, Minha dan Maariv.

KEUTAMAAN MELAKSANAKAN TEFILAH:

(PENAJAMAN KESADARAN BATIN)

Dalam Matius 26:36-46, ketika Yahshua merasa tertekan akibat mengetahui bahwa waktunya telah dekat bagi diri-Nya akan mengalami eksekusi, maka Dia meminta para murid-murid-Nya untuk berjaga dan berdoa untuknya. Namun para murid tidak melakukan apa yang diminta oleh Sang Guru. Mereka kedapatan sedang tertidur (ay 40). Nampaknya para murid kelelahan setelah mereka melakukan perjalanan dari bukit Zaitun (ay 3) menuju Taman Getsemani (ay 36).

Jika anda mengidentifikasi diri anda pada posisi Yahshua, apakah perasaan anda ketika melihat perilaku para murid-murid tersebut? Disaat anda membutuhkan dukungan moral dan spiritual orang-orang terdekat anda, namun mereka lalai, bagaimanakah perasaan anda? Keterbatasan dan kelemahan fisik terkadang menjadi penghalang bagi kita untuk mempertahankan stamina spiritual. Bahkan keterbatasan dan kelemahan fisik pun dapat menjadi alat bagi si jahat untuk menghambat kita mempertajam kerohanian kita. Rasa kantuk dan lelah dapat pula menjadi penghalang ketajaman kesadaran spiritual seseorang.

Yahshua mengetahui bahwa waktu bagi diri-Nya sudah sangat begitu dekat untuk mengalami apa yang telah dinubuatkan ratusan tahun sebelumnya oleh para nabi, yaitu penolakkan imam-imam Yahudi yang berujung pada eksekusi di kayu salib Golgota. Dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Dia mengalami rasa takut dan gentar (ay 37). Namun Yahshua tidak melarikan diri dari masalah yang harus dihadapi-Nya. Matius mencatat, “Maka Dia maju sedikit lalu sujud dan berdoa” (ay 38), “Lalu Dia pergi untuk yang kedua kalinya dan berdoa” (ay 42), “…Dia membiarkan mereka disitu, lalu pergi dan berdoa untuk yang ketiga kalinya” (ay 44). Melalui sikap Yahshua menghadapi eksekusi diri-Nya, kita mendapatkan mutiara pengajaran berharga bahwa Tefilah memiliki keutamaan, yaitu: Pertama, memberikan kelegaan dan kekuatan saat kita menghadapi berbagai tekanan yang di luar batas kemampuan. Saat Yahshua sedih dan gentar, Dia “bersujud dan berdoa” (ay 37-38). Kedua, menghindarkan diri dari pencobaan si jahat. Satan selalu berkeliling mencari kelemahan seseorang seperti singa yang mengaum (1 Ptr 5:8-9). Dia akan mencobai manusia pada titik yang paling lemah, yaitu kelemahan dan keterbatasan fisiknya (kantuk, malas, letih) sebagaimana dikatakan Yahshua, “Berjagalah dan berdoalah agar tidak terjatuh dalam pencobaan, karena roh penurut namun daging lemah” (ay 41).
Tefilah Shakharit, Minhah dan Ma’ariv merupakan sarana untuk mempertajam kesadaran batin orang beriman terhadap kehadiran ELOHIM dan mencegah kita dari melakukan berbagai perbuatan yang menjerumuskan dalam berbagai perbuatan berdosa.

IBADAT HARIAN
(SEBAGAI KENANGAN AKAN MISTERI MESIAS)

Berkaitan dengan relasi teologis antara misteri Mesias dengan ibadah harian, Bernardus Boli Ujan, SVD memberikan penjelasan yang menarik kita renungkan: “Di dalam Ibadat Harian, (Yahshua Sang Mesias) tidak hanya hadir untuk berdoa tetapi juga untuk membuat misteri penyelamatan terwujud lagi. Dengan merayakan Ibadat Harian misteri (Pesakh) menjadi nyata dan efektif untuk hidup kita, dalam kurun waktu kita. Simbol-simbol utama, seperti terang dan kegelapan, matahari yang terbit pagi hari sesudah terbenam dalam malam yang kelam, mengungkapkan keseluruhan misteri (Mesias) sebagai Matahari keadilan dan kesetiaan, sebagai Terang yang bercahaya untuk semua bangsa dan menghalau kegelapan dosa manusia” (Op. Cit., “Memahami Ibadat Harian: Doa Tanpa Henti Semua, hal 59-60)
PENTINGNYA KAVANAH

Kavanah artinya “konsentrasi” atau “sungguh-sungguh”. Tefilah harian dengan mengucapkan kata-kata yang sama dan postur tubuh yang sama, dapat menimbulkan rutinitas yang beku dan mati. Untuk membantu suasana kavanah saat tefilah adalah persiapan batin yang benar. Jika batin tidak memiliki kerinduan untuk memuji dan menyembah Tuhan, maka yang ada hanyalah aktivitas mekanis. Inilah makna “menyembah dalam roh dan kebenaran” (Yoh 4:24) Berikutnya adalah menghayati setiap kata demi kata yang diucapkan, baik yang dihafalkan maupun yang dibaca saat mengucapkan mazmur pagi, mazmur siang dan mazmur malam.

Dengan membaca secara seksama, mata dan pikiran serta batin diarahkan untuk mengalami penyadaran terhadap Firman Tuhan yang berkuasa. Kemudian kavanah dapat muncul jika tempat dimana kita melaksanakan tefilah merupakan tempat yang nyaman dan tertutup serta jauh dari hingar bingar. Yahshua mengajarkan, “Apabila kamu tefilah, masuklah ke dalam kamar, tutuplah pintu dan tefilahlah kepada Bapamu yang ada ditempat tersembunyi” (Mat 6:6). Selain itu, kavanah dapat ditingkatkan dengan menaikkan beberapa lagu pujian saat hendak menaikkan doa-doa spontan dan pribadi. Terakhir, kavanah dapat dibentuk melalui pola mengucapkan Aqanim YHWH (gelar-gelar Yahweh) atau Shemoth YHWH (nama-nama YHWH) dengan menggunakan akedah (ikatan). Komunitas Katholik menyebutnya Rosario, sementara dikalangan Orthodox disebut Komboskini dan dikalangan Islam disebut Tasbih. Berbagai agama diluar Kekristenan dan Yudaisme, kerap dijumpai penggunaan ikatan untuk menyebut nama-nama tuhan mereka, dengan tujuan mendapatkan suasana konsentrasi atau mendapatkan kekuatan supranatural tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar