Senin, 31 Maret 2014

Mengapa Septuaginta?

Intinya, para Rasul dan penerusnya tahu bahwa akan ada orang-orang yang "ingin menjadi Yahudi", sehingga mereka menunjukkan betapa tidak pentingnya itu, mereka menuliskan semua kitab didalam bahasa Yunani, bahkan PL pun dalam bahasa Yunani!

Kalau ingin dalam bahasa internasional, maka seharusnya mereka menuliskan kedalam bahasa Latin, bahasa Romawi yang sedang berkuasa dan menguasai dunia, namun mereka ingin menunjukkan kepada kita semua, bahwa bukan karena bahasa internasional, melainkan tidak pentingnya "ingin menjadi Yahudi", yang penting adalah iman akan Tuhan Yesus melalui pikiran, perkataan dan perbuatan, berdasarkan Alkitab. Tradisi Suci dan Magisterium Gereja.

Salam

Betulkah Perjanjian Lama ditulis bahasa Yunani?

Kalau PL, ya aslinya dalam bahasanya Yahudi, lalu diterjemahkan kedalam bahasa Yunani, disebut Septuaginta!

Itu sebabnya, semua naskah Septuaginta, aslinya dalam bahasa orang Yahudi ditemukan di Gua dekat Laut Mati.

Jadi, PL dan PB Katolik dikanonkan berdasarkan naskah-naskah asli para Rasul!

Ingat, PARA RASUL!

Itu kata kuncinya!

Salam

Jadi siapa yang menulis LXX, para rasul?
Septuaginta sudah ada sebelum para Rasul, mosok yang beginian ditanyain? :mad0261:

Awal dan pusat Kekristenan adalah Yerusalem, sebelum akhirnya pada St Clement, Roma menjadi pusat Kekristenan, itu terlihat Surat-Surat Paus St Clement dan penerusnya, yang berotoritas, dan dibacakan sampai bertahun-tahun (oleh umat Efesus).

Lalu, mengapa semua PB, bahkan Surat Ibrani, memakai bahasa Yunani?

Dapat dipastikan, bahwa Septuaginta dipakai oleh Tuhan Yesus dan para Rasul, sehingga menginspirasikan para Rasul, ketika menulis PB, semuanya dalam bahasa Yunani.

Kecuali ada pendapat yang lebih baik dan masuk akal, mengapa PB semuanya ditulis dalam bahasa Yunani, bahkan Surat kepada Umat Ibrani, maka dengan demikian, sudah benar dan penuh dengan ROH KUDUS Kanon Katolik.

Pertanyaan disemua thread yang selalu dihindari oleh pihak protestan adalah,

Kalau Kanon Katolik dipenuhi oleh ROH KUDUS, mengapa menentang ROH KUDUS dengan mengurangi Kanon ROH KUDUS tersebut? :azn:

Bahasa Yunani menjadi lingua franca di wilayah Kekaisaran Romawi, yang sudah demikian sejak jaman Alexander Agung. Karena itu, kitab suci yang dipakai dalam memberitakan Injil pada awal Kekristenan adalah Septuaginta (LXX) yakni Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani (termasuk Deuterokanonika). LXX diterima sebagai kitab suci secara take for granted. Tidak ada unsur anti Yahudi dalam menggunakan LXX, tujuannya hanya untuk memudahkan orang non-Yahudi dan Yahudi Helenis agar mengerti Firman Tuhan.

Ya Tuhan...

Deraya!!!

Kalau tidak tahu sejarah, kok pede minta ampun????

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Aleksander_Agung

Alex itu Raja Yunani, tidak pernah menguasai Romawi!!!
Quote from: http://www.amazine.co/22013/pencapaian-bangsa-romawi-4-warisan-peradaban-romawi/
2. Seni dan Sastra
Bahasa resmi Romawi adalah bahasa Latin.

Bahasa resmi Romawi itu LATIN!!!!!!!!

Adooohhhhhh....!

Tidak tahu sejarah, gayanya minta ampun!

Pokoknya apa yang tertulis didalam ALKITAB LAI (kalau pernah mengenal naskah asli Alkitab tidak begini modelnya) dan apa yang DIAJARKAN PENDETA, itu yang benar!

Celaka... Deraya... Deraya... :mad0261:

@deraya,

Semua postingan saya mengambil referensi situs netral, sekarang saya ambil situ protestan:

http://www.sarapanpagi.org/septuaginta-vt116.html

Terjemahan Septuaginta segera digunakan menjadi Alkitab resmi dalam Yudaisme helenis di dalam sinagoga-sinagoga. Para penulis Perjanjian Baru lebih suka mengutip Perjanjian Lama dari naskah terjemahan itu.


http://www.sarapanpagi.org/injil-lukas-vt4207.html

Pada umumnya orang menerima bahwa Lukas adalah penulis PB yang paling memperhatikan syarat. syarat sastra. Pendahuluan Injilnya menunjukkan bahwa ia mampu menulis dalam bahasa Yunani tanpa cacat, murni dan memenuhi kaidah sastra. Tapi gayanya demikian berubah-ubah hingga ia meloncat ke gaya Ibrani manakala ia sedang menceritakan bagimana sejarah yang diwarnai oleh suasana Ibrani (bnd 1:5; 2:39). 
Pengenalannya akan terjemahan PL dalam bahasa Yunani LXX secara pasti menolong dia untuk menyesuaikan gayanya kepada sifat dari isi Injil itu.

http://www.sabda.org/sejarah/artikel/alkitab_terjemahan_dan_kanonisasi.htm

KANON ALKITAB adalah hasil proses sejarah yang disahkan melalui konsensus para bapa gereja. Dalam hal PL, para Imam Yahudi dan keluarga Masoretlah yang menyusun konsensus kanon lbrani di Jamna (ca-90). Kanon Alkitab tidak dihasilkan oleh pertemuan pemimpin agama tetapi merupakan proses sejarah yang kelihatannya dipimpin ROH KUDUS dan baru persidangan pemimpin agama mensahkannya. Demikian juga halnya dengan proses sejarah kanon PB sampai disahkan dalam konsensus para Bapa Gereja. Kanon sudah tertutup dan tidak perlu ditambah lagi, dan bukan kebetulan kalau ucapan rasul Yohanes pada Why. 22:18-21 dijadikan 'Penutup' bukan saja kitab Wahyu tetapi seluruh Alkitab. Umat Kristen tidak menerima deuteronomika Roma Katolik, karena kitab-kitab itu tidak diterima dalam kanon Yahudi dan Yesus juga tidak menggunakannya sekalipun Yesus menggunakan kitab Septuaginta (LXX) yang digunakan di Sinagoge dan oleh umat Kristen pada abad pertama.

Masih mau ngeyel? :azn: :tongue:

Penulis PB tentunya mengutip dari LXX, karena itulah terjemahan Yunani yang ada. Apakah Yesus, dalam situasi sesungguhnya, berbicara bahasa Yunani kepada orang-orang Yahudi, termasuk para murid-Nya? Sepertinya tidak. Apakah Dia membaca Septuaginta bila mengajar di sinagoga? Sepertinya tidak juga. Akan tetapi sewaktu Kekristenan disebarkan ke dunia di luar Yahudi (di luar tanah Perjanjian) maka bahasa Yunani lah yang dipakai dan terjemahan LXX lah yang dipakai sebagai Kitab Suci. Sebenarnya di gereja awal juga dipakai, karena ada jemaat Yahudi yang berbahasa Yunani.

Menurut catatan Alkitab, pada akhir periode Bait Suci Pertama, Kerajaan Yehuda dihancurkan, dan penduduknya dibawa ke dalam "Pembuangan ke Babel". Sementara mereka berada di sana, orang-orang Yahudi tidak lagi berbicara dalam bahasa Ibrani sebagai bahasa sehari-hari mereka.

Ketika bahasa Ibrani bukan lagi menjadi bahasa pengantar di Palestina, banyak orang yang tidak mengerti isi kitab suci, karena kitab suci tertulis dalam bahasa Ibrani. 

Penggalian inskripsi-inskripsi di daerah Israel bertarikh 300 sebelum Masehi hingga 500 Masehi menunjukkan bahwa 70% ditulis dalam bahasa Yunani, 12% dalam bahasa Latin, dan hanya 18% ditulis dalam bahasa Aram. Tidak suatu pun yang ditulis dalam bahasa Ibrani. 

Sejak abad III-II SM karena sudah tidak banyak orang Yahudi yang bisa berbahasa Ibrani maka Alkitab Perjanjian Lama (Tenakh dalam bahasa Ibrani) diterjemahkan menjadi bahasa Yunani dan disebut Septuaginta (LXX), LXX banyak digunakan oleh penulis Perjanjian Baru, dan Alkitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani.

Jadi sama-sama bahasa orang Israel, namun yang satu dari zaman dahulu (kuno) yang lain dari zaman kemudian (modern), khususnya zaman Yesus dan para Rasul.
 
Di Yerusalem sendiri, 40% dari inskripsi Yahudi sebelum tahun 70 Masehi (keruntuhan Yerusalem) ditulis dalam bahasa Yunani, sisanya ditulis dalam bahasa Aram (bukan Ibrani). 

Perjanjian Baru (PB) seluruhnya ditulis dalam bahasa Yunani.

Yesus juga berbicara dalam bahasa Yunani, misalnya dalam percakapannya dengan seorang perwira di Kapernaum (Lukas 7:1-10). 
Adanya penjajahan Romawi pula mengakibatkan adanya empat bahasa di era Yesus Kristus: 

1. Bahasa Ibrani merupakan bahasa liturgis, digunakan untuk membaca Torah, dan sebagainya, tidak digunakan sebagai bahasa sehari-hari, dikenal sebagai bahasa Ibrani Misyna karena adanya campur tangan para ahli Taurat menyusun Talmud; 

2. Bahasa Aram, digunakan oleh orang Yahudi lokal sebagai bahasa sehari-hari; 

3. Bahasa Yunani, digunakan oleh orang Yahudi pendatang sebagai bahasa pergaulan di Timur Dekat; pada umumnya Yahudi pendatang berbahasa Yunani ini mengunjungi Yerusalem dalam rangka transaksi bisnis dan ziarah ke Bait Allah;

4. Bahasa Latin, bahasa kaum penjajah yang digunakan oleh orang-orang Romawi yang menjajah Israel sejak tahun 63 sebelum Masehi. 

Sekitar awal 1800-an kalangan Yahudi yang dipelopori oleh seorang rabi mulai mengusahakan agar bahasa Ibrani kuno yang ditulis di dalam Tanakh (Taurat, Zabur, dan lain-lain) digunakan sebagai bahasa percakapan. Dan mulai saat itulah bahasa Ibrani baru digunakan kembali oleh orang Israel setelah tidak digunakan lebih dari 1000 tahun.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Lama
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kaum_Masoret
http://www.sarapanpagi.org/kitab-suci-bahasa-hebrew-aram-dan-yunani-vt938.html
http://www.yabina.org/artikel/2012/A'15_12.htm

Mas, ya mbok jangan asal ngomong to :mad0261:

kita percaya kok bahwa gereja TUHAN yang memilih KANON Kitab Suci dipimpin oleh ROH KUDUS
tetapi jangan lalu otoritas itu diperluas dengan menyatakan bahwa tafsir megisterium atau tradisi yang mereka bangun lalu disetarakan dengan Firman Tuhan, dan dapat dijadikan SUMBER/DASAR KEBENARAN Kristen
menurut saya, itu sudah kebablasan yang perlu dihentikan.
Menurut saya mas kebablasan menentang Alkitab:

1 Tim 3:15 Gereja dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
Quote
itulah yang terjadi pada Gerakan Reformasi Kristen, menolak semua kesalahan mendasar yang dilakukan lembaga gereja, yang telah merasuk dan merusak pengejaran Kristen gereja selama ribuan tahun.
Tidak ada kesalahan Gereja, kesalahan oknum ada, seperti oknum Pastor yang mengkampanyekan penjualan Surat Penebusan Dosa, walaupun tidak pernah ada perintah penjualan dari Vatikan

Hanya karena keinginan mendirikan gereja sendiri, semangat yang terus dilakukan sampai 120 ribu denom yang ada, maka mereka memisahkan diri dari kekudusan
Quote
karena gereja Kristen yang bereformasi memutuskan untuk setuju pada penilaian bahwa kitab-kitab apokrifa Yahudi tidak menjadi sumber pengajaran. banyak alasannya.
Inilah kelucuan yang terjadi:

1. Menolak Magisterium Gereja, dengan mendirikan magisterium tidak jelas, dengan modal penafsiran sendiri, menolak ajaran rasuli selama ribuan tahun!

2. Menolak PL yang dikanonkan bersamaan dengan PB, dengan mengakui proses Kanon adalah berasal dari ROH KUDUS, bukankah dengan menolak kanon PL Katolik sama saja seluruh protestan telah menghujat ROH KUDUS? (Akan muncul thread mengenai hal ini!)

Apakah mas paham apa yang saya terangkan?


Salam

1 komentar: