Sabtu, 15 Juni 2013

Felix Culpa

Catholic Encyclopedia

http://www.newadvent.org/library/almanac_thisrock93.htm

"Happy Fault." (Felix Culpa)

Felix is Latin for "happy" (so the Roman governor to whom Paul spoke in Acts 24 was known as "Governor Happy"), and culpa is Latin for "fault" (so the apology "mea culpa" means "my fault"). The phrase felix culpa literally means "happy fault." 

This term is used in theology to refer to the sin of Adam. By eating the forbidden fruit, Adam committed a grave sin (fault), but this fault had a happy side-effect since it set the stage for the redemption of man, the most important event in history. Because of this unexpected consequence of the Fall, people sometimes speak of Adam's sin as a felix culpa.

Tradisi Suci:

The Original Sin
St Agustinus
St Thomas Aquinas
St Bonaventura
St Ambrosius

Cur Deus Homo?
Anselmus dari Canterbury (1033-1109)

Magisterium:

Surat Ensiklik Paus JPII mengenai Penebus Manusia

JOHN PAUL II
SUPREME PONTIFF
ENCYCLICAL LETTER
REDEMPTOR HOMINIS

.... and in considering the errors of the human intellect, will and heart, to repeat with amazement the words of the Sacred Liturgy: "O happy fault... which gained us so great a Redeemer!"

http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/encyclicals/documents/hf_jp-ii_enc_04031979_redemptor-hominis_en.html

Alkitab:

Sebelum kejatuhan:

9 Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

Jadi, sebelum kejatuhan mereka tidak tahu baik dan buruk, apalagi dosa!

6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Sebelum makan buah pengetahuan, mereka berdua tidak tahu mana yang baik dan mana yang jahat, tidak tahu apa itu dosa, apabila seseorang tidak tahu, maka tidak berdosa!

Dan mereka tahu dosa, setelah makan buah pengetahuan.

Adam dan Hawa tidak tahu bahwa makan buah tersebut adalah dosa, mereka juga tidak tahu kalau melanggar perintah Allah adalah dosa, karena mereka tidak mempunyai pengetahuan antara yang baik dan jahat, lalu mengapa Allah "membiarkan" iblis menggoda Adam dan Hawa yang tidak tahu apa-apa?

22 Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan--
17 Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi."

Tuhan "sengaja" menegarkan dan mengeraskan hati Firaun supaya Nama-Nya dimasyhurkan!

22 Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."

Adam dan Hawa tidak hidup selamanya, karena belum makan buah kehidupan

11 Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu.
12 Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka
32 Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.
20 Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,
33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
34 Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
35 Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?
36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
13 Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.

Allah mengurung manusia dalam ketidaktaatan (dosa) supaya dapat menunjukkan kemurahan-Nya (penebusan)

23, Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.

Dosa adalah maut, maut dalah keuntungan, maka dosa adalah keuntungan

13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Untuk mendapatkan kemurahan-Nya, yaitu Kasih terbesar, maka kedua syarat harus dipenuhi:

1. Memberikan nyawa (upah dosa adalah maut)
2. Untuk sahabat-sahabat-Nya (Inkarnasi)

Jika dirangkai semuanya sejak Kejadian, maka akan menjadi Felix Culpa, dosa yang menguntungkan!

bruce wrote:
Mungkin, lebih seperti ini, om :

Manusia sungguh bersyukur dengan kasih karunia Tuhan kepada manusia, bersyukur terhadap penebusan Kristus, karenanya bersyukur bahwa Tuhan memberi kesempatan kepada manusia untuk jatuh dalam dosa.

Rasa manis akan terasa lebih manis karena ada rasa pahit.

Mungkin begitu om mod.

St Yopi:
Tepat sekali, seperti emas diuji dengan api, walaupun terbakar, tidak akan rugi :)


bruce wrote:
Ehhhhm walau mungkin nyerempet OOT, tetapi apakah bisa kemudian kita simpulkan, bahwa kejatuhan Adam ada dalam 'rencana' Allah ?

Nah lho, koq jadi menjurus ke predestinasi ya?

St Yopi:
Saya juga menduga demikian, sebab:

KGK 389. Ajaran mengenai dosa asal boleh dikatakan "sisi gelap" dari warta gembira bahwa Yesus adalah Penebus segala manusia, bahwa semua orang membutuhkan keselamatan dan bahwa berkat Kristus keselamatan ditawarkan kepada semua orang. Gereja yang mengetahui "pikiran Kristus" Bdk. 1 Kor 2:16. menyadari dengan jelas bahwa orang tidak dapat mempersoalkan wahyu tentang dosa asal, tanpa membahayakan misteri Kristus.

Jadi, bisa jadi semuanya selamat, karena sejak semula, sebelum segala sesuatu dijadikan, Alfa dan Omega, semuanya berada dalam kedaulatan Tuhan, karena rancangan-Nya adalah rancangan keselamatan, karena Dia baik kepada semua orang, dan merahmati semua ciptaan-Nya!

3 Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita,
4 yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
9 TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

Sedangkan mengenai neraka:

1. Neraka belum ada, itu nanti setelah penghakiman terakhir

2. Neraka itu akan ada, dan akan menjadi tempat, apabila nantinya Anak Manusia datang dalam awan kemuliaan, mereka yang berdosa dengan tidak taat kepada-Nya, tetap menolak, membangkang dan melawan-Nya, maka siapapun, baik itu Malaikat, manusia, atau mahluk apapun, akan dihukum masuk kedalam neraka


Husada wrote:
Iya, ya? Mengarah ke predestinasi.

Yang saya alami, kemarin, Hari Minggu Paskah II, di paroki kami, diadakan Pesta Kebun, Pesta Agape 2013. Tiap-tiap komunitas buka lapak. Berbagai macam hidangan sehari-hari di keluarga-keluarga ditata rapi. Sepanjang persediaan masih ada, warga komunitas lain bisa minta dan menikmati hidangan itu. Jadi, warga berseliweran kesana-kemari mencoba menjajal hidangan yang digemari, saling bertukar makanan dan minuman.

KOMKA (Kelompok Orang Muda Datolik) mengisi acara hiburan. Ada yang menari, tetapi kebanyakan yang menyanyi bergantian. Para suster menyajikan acara tari yang beraroma Papua (tetapi tidak sekalian dengan busana tradisionalnya, lho). Beberapa komunitas juga mengisi acara.

Di sela acara, saya menghampiri pastor yang pernah saya tanyakan melalui sms untuk memperoleh penjelasan lanjutan mengenai "Felix Culpa" ini. Dari penjelasan pastor yang dapat saya simpulkan, "Felix Culpa" adalah nyanyian malam Paskah, untuk mengungkapkan bahwa kasih Allah lebih besar daripada dosa manusia. Bahkan Yudas Iskariotpun dikasihi Allah, tetapi sikap pengkhianatan Yudas Iskariot dibenci Allah.

Menurut saya sendiri, sama seperti di diskusi sebelumnya, bila dikatakan "Felix Culpa", atau Dosa Menguntungkan, harus disertai dengan penjelasan lanjutan agar tidak menjadi disalahmengertikan. Sebab, Jesus Kristus berkata, "Pergilah dalam damai, dan jangan berbuat dosa lagi." Dari perkataan Jesus Kristus itu, kiranya dapat diartikan bahwa dosa tidak menguntungkan, sehingga manusia pendosa dihimbau untuk tidak berbuat dosa lagi. Sementara, jika dikatakan hanya "Felix Culpa" atau Dosa Menguntungkan, maka akan cenderung diartikan bahwa dosa adalah perbuatan yang menguntungkan sehingga perlu dilakukan. Jadi, "Felix Culpa" atau Dosa Menguntungkanharus disertai penjelasan lanjutan.


Damai, damai, damai.   
St Yopi:
Dosa menguntungkan adalah dosa Adam, bukan dosa Yopi, bukan dosa Husada, kalau sampai ada yang berpikir bahwa karena dosa (Adam) menguntungkan, maka marilah berbuat dosa sesuka hati, maka saya mempertanyakan kadar IQnya orang tersebut, atau dia lupa kalau dia bukan Adam Very Happy


Onde32lumut wrote:
kayaknya kurang sesuai dengan pertanyaannya deh bro...

masalah dosa asal yg diranacang ok lah...

sekarang yang saya tanya dosa lucifer.. dirancang untuk apa kira2....

gitu romo yopi... :-)
St Yopi:
Pertanyaan yang sudah ada jawabannya, jauh ribuan tahun yang lalu...

Dosa lucifer dirancang agar rancangan dosa Adam terjadi, dosa Adam dirancang agar Penebusan terjadi...

Bukankah itu sangat sederhana dan gampang?

Dosa bukan hanya diizinkan, dosa bukan hanya diubah tujuannya, tetapi dirancang:

32 Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.

Apa kemurahan-Nya?

Kasih terbesar!

Apa itu Kasih terbesar?

13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Untuk mendapatkan kemurahan-Nya, yaitu Kasih terbesar, maka kedua syarat harus dipenuhi:

1. Memberikan nyawa (upah dosa adalah maut)
2. Untuk sahabat-sahabat-Nya (Inkarnasi)

Baik mati (memberikan nyawa) maupun untuk manusia (sahabat), maka Allah harus menjadi manusia (inkarnasi), sebab Allah tidak bisa mati, dan yang mati haruslah manusia! Maka dirancanglah inkarnasi dan penebusan itu!

Sedangkan inkarnasi dan penebusan sudah dirancang sebelum dunia dijadikan:

19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
20 Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.

Penebusan, telah dirancang, sebelum dunia dijadikan!

Padahal, syarat untuk terjadinya penebusan adalah dosa!

Maka dosa sudah dirancang sebelum dunia dijadikan, untuk menujukkan kemurahan-Nya, yaitu kasih terbesar, mati untuk manusia!

Apa dosa yang dirancang itu?

Ketidaktaatan!

Lucifer TIDAK TAAT kepada Tuhan Allah!

Adam TIDAK TAAT kepada Tuhan Allah!

Hawa TIDAK TAAT kepada Tuhan Allah!

Maka, ayat-ayat ini menjadi jelas!

32 Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.
13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
20 Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir


Magisterium Gereja yang penuh dengan Roh Kudus sudah sangat tepat merumuskan masalah kontroversial ini:

KGK 389    Ajaran mengenai dosa asal boleh dikatakan “sisi kebalikan” dari warta gembira bahwa Yesus adalah Penebus segala manusia, bahwa semua orang membutuhkan keselamatan dan bahwa berkat Kristus keselamatan ditawarkan kepada semua orang. Gereja yang mengetahui “pikiran Kristus” (Bdk. 1 Kor 2:16) menyadari dengan jelas bahwa orang tidak dapat merusak/ ‘bermain- main’ dengan [tamper with] wahyu tentang dosa asal, tanpa membahayakan misteri Kristus.

Artinya:

Jangan mempertanyakan Rancangan Allah!

33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
34 Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
35 Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?
36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

cinzano wrote:
Lha kog jadi Predestinasi .... 

Kog enggak sebanding ....
Lucifer tidak dirancang penebusan sebagaimana manusia ?
St Yopi:
Predestination adalah doktrin Katolik, dicetuskan oleh St Agustinus, tokoh yang sama yang mencetuskan doktrin Felix Culpa.

Calvin, mempelajari Predestination, dan merubahnya menjadi Double Predestination.

Mengenai lucifer, itu masalah mahluk abadi, penebusan ditujukan bukan untuk mahluk abadi, karena dua syarat penebusan yaitu:

1. Mati ---> ini tidak bisa untuk mahluk abadi

2. Manusia ---> manusia bukan mahluk abadi

Apakah nantinya lucifer mendapat pengampunan, biarlah masalah immortal menjadi urusan immortal, dan masalah mortal menjadi masalah mortal.


cinzano wrote:
OOT sedikit
Romo Yopi kalo enggak repot, saya mau nanya perbedaan predestination nya St. Thomas Aquinas dengan Luis de Molina (Molinism)



St Yopi:
Tidak OOT juga, karena St Thomas Aquinas adalah pendukung berat Felix Culpa.

Molinism, named after 16th Century Jesuit theologian Luis de Molina, is a religious doctrine which attempts to reconcile the providence of God with human free will.

Molinists say the logical ordering of events for creation would be as follows:

3. God's free knowledge (the actual ontology of the world).

Protestants who lean more towards God's election and sovereignty are usually Calvinists while those who lean more towards humanity's free choice follow Arminianism. However, the Molinist can embrace both God's sovereignty and human free choice.

Molinism splits from Calvinism by affirming that God grants salvation, but humanity has the choice to freely accept it or reject it (but God knows that if the person were put in a particular situation he or she would not reject it). This differs from Calvinistic predestination, which states that a person's salvation is already determined by God such that he or she cannot choose otherwise or resist God’s grace.

It also splits from Arminianism because it has a higher view of the role of God's sovereignty in salvation.

Molinists have often argued that their position is the Biblical one by indicating passages they understand to teach God's middle knowledge. Molina advanced the following three texts: 1 Samuel 23:6-10⁠, Proverbs 4:11⁠, and Matthew 11:23⁠. Other passages which Molinists use are Ezekiel 3:6-7 NIV⁠, Jeremiah 38:17-18⁠, 1 Corinthians 2:8⁠, Deuteronomy 28:51-57⁠,, Matthew 23:27-32⁠, Matthew 12:7⁠, Matthew 24:43⁠, Luke 16:30-31⁠, and Luke 22:67-68⁠. William Lane Craig has argued at length that many of Christ's statements seem to indicate middle knowledge. Craig cites the following passages: Matthew 17:27⁠, John 21:6⁠, John 15:22-24⁠, John 18:36⁠, Luke 4:24-44⁠ and Matthew 26:24⁠.[12] But, it should be noted that the most these texts indicate is that God has counterfactual knowledge. In order for this knowledge to be middle knowledge, it must be logically prior to God's free knowledge, something the Biblical texts mentioned do not seem to affirm or deny. However, William Lane Craig argues that if God’s decree were logically prior to His middle knowledge, that would “make God the author of sin and to obliterate human freedom, since in that case it is God who decrees which counterfactuals about creaturely free acts are true, including counterfactuals concerning sinful human decisions. Thus, we have good reason for thinking that if such counterfactuals are now true or false, they must have been so logically prior to God's decree.”

Thomas Flint claims the twin foundations of Molinism are God’s providence and man’s freedom. Molinism harmonizes texts teaching God’s providence (such as Acts 4:28⁠ or Ephesians 1:11⁠) with texts emphasizing man’s choice (such as Deuteronomy 30:19⁠ or Luke 13:34⁠).

http://en.m.wikipedia.org/wiki/Molinism

Thomism is the philosophical school that arose as a legacy of the work and thought of Saint Thomas Aquinas, philosopher, theologian, and Doctor of the Church.

Thomas held that not only does God have knowledge of everything, but that God has "the most perfect knowledge," and that it is also true to say that God "is" his understanding.

Aquinas also understands God as the transcendent cause of the universe, the "first cause of all things, exceeding all things caused by him," the source of all creaturely being and the cause of every other cause. Consequently, God's causality is not like the causality of any other causes (all other causes are "secondary causes"), because he is the transcendent source of all being, causing and sustaining every other existing thing at every instant. Consequently, God's causality is never in competition with the causality of creatures; rather, God even causes some things through the causality of creatures.

Thomism is opposed to Molinism in how they view God's grace in relation to free will. Thomas argued that God offers man cooperative grace, whereas Luis de Molina held that God's grace was given based on a middle knowledge.

http://en.m.wikipedia.org/wiki/Thomism

Kuncinya di:

Thomism is opposed to Molinism in how they view God's grace in relation to free will. Thomas argued that God offers man cooperative grace, whereas Luis de Molina held that God's grace was given based on a middle knowledge.


Mengenai kesempurnaan:

Karena hanya Satu yang Sempurna, Allah.

Selain Allah, tidak ada yang sempurna.

Matthew 5
48 Therefore you shall be perfect, just as your Father in heaven is perfect. 


Menjadi sempurna setelah wafat:

Ibr 12

22 Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
23 dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,


Untuk menujukkan Kasih terbesar, syarat kasih terbesar adalah ketidaksempurnaan.

St Paulus dengan baik menjelaskan:

9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.


Jangan lupa, Adam dan Hawa jatuh didalam dosa bukan karena mereka mengerti, karena mereka belum berpengetahuan (belum makan buah pengetahuan), tetapi "hanya" karena buah tersebut "menarik hati".

Mereka tidak tahu apa itu "taat", "dosa" dll, mereka hanya punya insting/naluri/perasaan dll.

Saya kira ini juga (salah satu alasan) disebut "Dosa yang membahagiakan" (Felix Culpa), karena tidak tahu, maka tidak diperhitungkan.

1 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
2 Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
8 "Berbahagialah manusia yang dosanya tidak diperhitungkan Tuhan.”
13 Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.

Jadi, justru didalam kejatuhannya Adam, saya malah tidak melihat freewill berlaku disini.


Ini sama dengan anak 1 tahun kita "beri tahu", apakah mereka mengerti?

Saya kira bro punya anak dan mengerti analogy ini.

Kalau mereka sudah mengerti, maka mereka malu akan ketelanjangannya sebelum makan buah tersebut Very Happy


Saya kira penjelasannya sama dengan pertanyaan bro Ond3, analogy anak 1 tahun, yang punya anak pasti mengerti analogy ini.

Mengenai freewill, saya berpendapat bahwa binatang tidak punya freewill, hanya insting, perasaan, naluri dll.

Nah, ketika belum berpengetahuan, saya menganggap manusia sama dengan binatang.

Bukankah kita mengenal istilah "kumpul kebo"?

Ini istilah untuk manusia yang tidak memakai otak, sama dengan binatang (kebo=kerbau).


Ini sama seperti anak yang berumur 2 thn, dilarang makan es, Om nya menawarkan es kepada dia, dia jawab, "Papa blg jangan makan es, nanti sakit." Om nya bilang, " Tidak apa-apa, Papa kamu hanya khawatir saja, nanti Om tanggung jawab, nih makan ya." Maka dimakanlah es tersebut oleh anak itu, kemudian batuk dan pilek. Papanya dtg lalu marah-marah ke anak itu, " Sudah kubilang jangan makan es, bah, makan juga kau, sakitlah kau!" Anak tersebut bilang, "Om itu yang kasih, katanya tidak apa-apa." (sambil nangis). Maka dihardiklah adik dari Papanya itu, "Kau ini jadi Tulang percuma saja, bah, pergilah kau dari sini!".

Apakah anak berumur 2 tahun itu bersalah karena sudah diberitahu tetapi tetap buat?

Ataukah Tulangnya yang harus "diremukkan"?

Ataukah Papa anak itu? Bukankah anak 2 tahun walau diberitahu tetap aja belum ngerti?

Siapa salah atau siapa benar, silahkan pikirkan sendiri, soalnya walaupun anak itu salah, dia sudah merasakan enaknya es tersebut, dan "dikemudian hari", setelah dewasa dia akhirnya mengerti juga bahwa Papanya dulu marah-marah, karena saking sayangnya kepada dia.

Ini namanya Felix Culpa


Untuk umat Katolik, perhatikan Dogma berikut:

Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda.

Sebelum Maria dilahirkan, dia sudah disucikan tak bernoda, artinya, nantinya ketika sudah dewasa, mau tidak mau, suka tidak suka, Maria HARUS jadi Bunda Allah.

Freewill tidak berlaku disini!

Perhatikan bahwa Dogma tidak bisa salah dan tidak bisa dibatalkan!


s the Catholic Encyclopedia (1913) somewhat coyly puts it, "Her body was formed in the womb of the mother, and the father had the usual share in its formation. The question does not concern the immaculateness of the generative activity of her parents.", "Immaculate Conception", Catholic Encyclopedia

The conception of the Mother of God was beyond all comparison more noble than that of St. John the Baptist, whilst it was immeasurably beneath that of her Divine Son.

http://www.newadvent.org/cathen/07674d.htm

http://en.m.wikipedia.org/wiki/Immaculate_Conception


Menurut Origen, Yudas bunuh diri mencari pengampunan pada Tuhan dialam orang mati.

3:18Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,
3:19dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara,

4:6Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.



Saya rasa Gereja telah memberikan aturan yang sangat jelas!

KGK 389 Ajaran mengenai dosa asal boleh dikatakan “sisi kebalikan” dari warta gembira bahwa Yesus adalah Penebus segala manusia, bahwa semua orang membutuhkan keselamatan dan bahwa berkat Kristus keselamatan ditawarkan kepada semua orang. Gereja yang mengetahui “pikiran Kristus” (Bdk. 1 Kor 2:16) menyadari dengan jelas bahwa orang tidak dapat merusak/ ‘bermain- main’ dengan [tamper with] wahyu tentang dosa asal, tanpa membahayakan misteri Kristus.

Artinya:

Jangan mempertanyakan Rancangan Allah!

33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
34 Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
35 Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?
36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

Karena sekarang bulan Maria, ada baiknya kita mengikuti teladannya:

"Dan Maria menyimpan semuanya didalam hati."

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar